TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Tak hanya pengikut, Dimas Kanjeng Taat Pribadi ternyata juga memiliki padepokan di wilayah Bali.
Namun padepokannya berpindah-pindah karena belum memiliki tempat tetap.
Dalam beberapa foto dari akun Facebook Sekretariat Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi-Wilayah Bali terlihat Dimas Kanjeng sempat menemui para pengikutnya di Bali.
Akun Facebook tersebut diketahui terakhir aktif pada April 2016.
Dimas Kanjeng diketahui memiliki pengikut di beberapa wilayah di Bali antara lain, Denpasar, Jembrana, Buleleng, dan Gianyar.
Kebanyakan pengikutnya tersebut berasal dari Jawa.
Anto, adik dari Haji Mansyur yang termasuk pengikut Dimas Kanjeng dari Kampung Jawa, Denpasar, mengaku sedikit banyak mengetahui apa saja kegiatan perkumpulan Dimas Kanjeng di Bali.
Salah satu kegiatan yang sering diadakan yakni dzikir di musala.
Menurut Anto, sepengetahuannya tak ada ritual aneh yang dijalankan kakaknya, Haji Mansyur, selama bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng.
Yang ia tahu hanyalah setiap anggota perkumpulan itu memiliki ciri-ciri khusus seperti mengenakan gelang menyerupai gelang tridatu, hanya saja gelang yang mereka kenakan itu berwarna putih.
Selain dzikir, Anto mengatakan anggota perkumpulan itu kerap berangkat bersama ke Probolinggo, Jawa Timur.
Anto mengaku tak mengetahui persis apakah ada ritual lainnya yang dijalankan di Probolinggo karena sang kakak hingga meninggal dunia tak pernah bercerita kepadanya.
"Di Bali ini ada semacam koordinatornya. Namanya Ustaz Arif Wijaksono tinggal di Dalung. Kakak saya juga masuk ke padepokan itu karena ajakan Ustaz Arif. Ada korban Dimas Kanjeng yang bawa tukang pukul ke rumahnya Ustaz Arif itu dan minta uangnya sebesar Rp 200 juta dikembalikan. Ya benar dikembalikan dan dibelikan mobil setelahnya. Sekarang menurut info yang saya dengar, Ustaz Arif tiba-tiba menghilang dan sulit dilacak keberadaannya," jelas Anto.