Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mempertanyakan keakurasian data yang dimiliki Centre for Budget Analysis (CBA) tentang adanya potensi kerugian negara pada penggunaan anggaran PON XIX Jabar 2016.
Pria yang akrab disapa Aher itu juga mempertanyakan sumber data yang diperoleh lembaga swadaya masyarakat yang dipimpin Ucok Sky Khadafi itu.
"Lihat saja datanya akurat atau hanya data sederhana, kalau orang lihat datanya pasti senyum," Aher ketika ditemui wartawan di Markas Kodam III/Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (5/10/2016).
Aher menuding, pengungkapan adanya potensi kerugian negara itu diduga ketidakpuasan pihak yang kalah tender.
Ia memastikan, tidak sepeserpun anggaran untuk penyelenggaraan PON diselewengkan seperti yang ditudingkan CBA.
"Jangan mereka hanya jadi corong yang kalah tender," kata Aher.
Terkait dengan adanya ancaman dilaporkan ke KPK, Aher mengaku mempersilahkannya. Ia justru mengancam pelapor dengan pasal pencemaran nama baik jika pelaporannya itu salah. Ia pun menantang pelapor untuk menguji kebenarannya datannya.
"Saya khawatir datanya juga ternyata abal-abal," kata dia.
Direktur CBA, Ucok Sky Khadafi, menyebut, terdapat penyimpangan dalam penggunaan anggaran PON yang totalnya mencapai triliunan rupiah.
"Temuan awal kami ada potensi kerugian negara sebesar Rp 6,6 miliar," kata Ucok ketika diskusi di Bale Gazeebo, Jalan Surapati, Kota Bandung, Selasa (4/10/2016).
Potensi kerugian negara sebesar Rp 6,6 miliar, kata Ucok, ditemukan pada proses lelang proyek pengadaan dan pembangunan infrastktur.
Menurutnya, modus penyimpangan itu dilakukan dengan memenangkan perusahaan yang menawarkan nilai lelang yang lebih tinggi.
"Jadi kami ungkap semua modusnya dari hasil pengumpulan data kami," kata Ucok.