Hasilnya hanya membuat Toni tersenyum.
Sebelum kasus NW mencuat, Polresta Pekanbaru juga menerima laporan penipuan penggandaan yang dilakukan Ki Purbo Lalang Jati.
Korbannya dirugikan hingga puluhan juta dan harus melalui berbagai ritual dan digunakan untuk membeli Dupa, kain hitam sampai minyak jin.
Selanjutnya modus Ki Purbo dengan membentuk kardus yang dijadikan tempat uang.
Uang hanya tampak di permukaan saja atau tidak sampai kedalam kardus dan korban diminta bersemedi selama tiga jam.
Terpisah Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru Hasyim menilai maraknya aksi penipuan dukun palsu karena ada degradasi dari keimanan itu sendiri.
Mereka pelaku hanya secara lahiriah keimanan dan pemahaman agamanya masih awam.
Mereka yang menjadi korban pun bisa dikatakan pemahaman agamanya masih awam sekali.
"Tidak ada ajaran dukun palsu. Hubungan itu langsung bukan melalui perantara orang yang mengaku-ngaku atau benda yang disebut gaib," terang Hasyim.
Bagi mereka yang pemalas, hanya ingin mendapatkan uang secara mudah ditambah keimanan yang kurang sangat mudah menjadi korban.
Bahkan memang sengaja meminta pada orang-orang yang dianggap punya kelebihan.
"Khayalan tinggi, ingin punya ini dan itu. Ingin punya uang yang banyak. Cari jalan pintas dengan memanfaatkan orang yang dikatakan pandai. Sebaiknya bekerja saja meski hanya mencari kayu bakar namun menjadi muslim yang taat," terang Hasyim.
"Jika pemahaman agama kuat, maka tidak akan mudah percaya pada ajimat yang tidak jelas peruntukkannya," papar Hasyim.