Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Di peringatan peristiwa bom Bali, Yayasan Isana Dewata yang menaungi janda dan anak korban Bom Bali merilis sebuah buku untuk memperingati momen memilukan yang masih belum sembuh itu.
Perwakilan Yayasan Isana Dewata Wayan Sudiana menyatakan, peluncuran buku ini adalah untuk berbagi rasa pada masyarakat Bali dan dunia tentang peristiwa dan hari-hari setelah berlalunya peristiwa tersebut.
Kemudian, untuk menggali dana pembuatan buku lagi di tahun 2017.
"Ini juga sebagai sumbangsih untuk provinsi Bali sebagai dokumen yang tidak akan terlupakan," katanya, Rabu (12/10/2016).
Sudiana mengaku, banyak harapan-harapan dalam menjalani sebagai korban terorisme.
Untuk itu, pihaknya meminta supaya pemerintah membantu dalam menjalankan kehidupan dalam luka yang sedang dalam proses penyembuhan ini.
Meskipun sudah 14 tahun, namun masih saja membekas meskipun sudah memaafkan atas tindakan tersebut.
"Kami juga meminta ada wdah untuk berkonsultasi atau trauma centre untuk berkonsultasi secara gratis," ungkapnya.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan setiap tahunnya selalu ada peringatan untuk korban bom Bali 1 dan 2.
"Peringatan ini, bukanlah untuk memperbesar atau memparah luka pada diri masyarakat Bali atau Indonesia. Bukan untuk memperkuat dendam tapi ini untuk memaafkan," katanya.
Made menambahkan, tidak mungkin akan melupakan peristiwa itu, yang begitu besar memberikan korban pada masyarakat Bali Indonesia atau Internasional.
"Tapi, ini juga untuk mengungkap kasus dan perkara dan kedepannya ada kerjasama yang masih diperlukan untuk mewaspadai (terorisme). Masyarakat Bali, Indonesia, Internasional, para Pecalang Polisi dan TNI tetap bahu membahu," katanya. (ang)