Selain itu, ia juga menemukan beberapa batu yang memiliki motif tertentu.
Yodis pun meyakini jika masih banyak hal-hal yang memiliki nilai sejarah tersimpan di Tanjung Tua.
Ia mengatakan, temuan yang saat ini didapatkan bisa jadi pintu awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut tetang kawasan Tanjung Tua.
Tapi ia berharap, kalau pun nanti ada penelitian lanjut tentang sejarah dan temuan-temuan yang ada, tidak merusak alam di Tanjung Tua yang asri.
Ia menginginkan pengembangan kawasan Tanjung Tua tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Sementara Kepala Desa Bakauheni, Sahroni mengatakan, secara pribadi ia berencana membangun mushola di dekat penemuan batu.
Tujuannya selain menyediakan tempat bagi pengunjung untuk ibadah, juga ingin menghindari batu berlafal "Allah" tersebut terinjak atau terlangkahi pengunjung secara tidak sengaja.
"Kedepan akan kita beri tanda khusus. Agar batu tersebut tidak diinjak atau dilangkahi pengunjung," tandasnya.
Ia berharap, temuan-temuan di Tanjung Tua tersebut bisa jadi perhatian Pemkab Lampung Selatan, khususnya Dinas Parawisata, Seni, dan Budaya untuk lebih serius mengembangkan sektor parawisata, terutama kawasan Tanjung Tua.
"Potensi pantai Tanjung Tua sangat besar. Selain alamnya asri, selama ini Tanjung Tua dikenal sebagai salah satu spot ikan besar bagi penggila mancing," pungkasnya.