Laporan wartawan Tribun Bali, I Gede Jaka Santhosa
TRIBUNNEWS.COM, NEGARA – Betapa kagetnya Ni Nengah Polih (62) saat memeriksa kandang sapi justru menjumpai anaknya, I Kadek Suwastika (35) alias Dek Oleh tergantung tak bernyawa, Minggu (16/10/2016) pagi.
Kabar kematian Dek Oleh pun langsung menyebar di kalangan warga di Lingkungan Delod Bale Agung, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Provinsi Bali.
Dari keterangan dari sejumlah warga, Dek Oleh diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri akibat stres setelah kalah judi tajen.
Penemuan warga yang tewas gantung diri ini terjadi Minggu pagi sekitar pukul 06.00 WITA.
Saat itu, seorang saksi yakni Ni Nengah Polih (62) yang tak lain merupakan ibu korban sedang memeriksa kandang sapi yang berada sekitar 200 meter dari rumah korban.
Namun tak disangka, Polih malah menemukan anaknya tersebut tewas tergantung di kandang kerbaunya sendiri.
Saksi yang histeris kemudian berteriak dan memanggil warga lainnya hingga diteruskan ke Mapolsek Mendoyo.
Kabar Dek Oleh yang tewas gantung diri ini kemudian tersebar hingga puluhan warga sekitar kemudian memadati lokasi penemuan mayat.
Tak lama, petugas identifikasi dari Polres Jembrana dan petugas medis setempat datang guna melangsungkan olah TKP.
Kapolsek Mendoyo, Kompol Gusti Agung Sukasana, melalui Kanit Reskrim Polsek Mendoyo, Iptu Moh Yaqin membenarkan adanya peristiwa gantung diri yang terjadi di wilayah hukumnya (wilkum) tersebut.
Petugas yang melangsungkan olah TKP mendapati korban mengakhiri hidupnya dengan seutas tali berwarna biru yang diikatkan pada bagian leher dan dikaitkan ke langit-langit atau atap gubuk kandang kerbau tersebut.
Menurut keterangan seorang rekan korban, korban sehari sebelumnya sempat kalah judi tajen sehingga menggadaikan sepeda motornya yang kemudian diduga menjadi pemicu aksi nekat korban mengakhiri hidupnya.
“Kasus ini murni bunuh diri karena berdasarkan pemeriksaan oleh petugas Medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” terangnya.
“Pihak keluarga juga sudah mengiklaskan kepergian korban dan jasadnya sudah disemayamkan di rumah duka,” pungkas Yaqin.
Sementara itu, Lurah Tegal Cangkrin, Ida Bagus Eka Ariana membenarkan jika korban merupakan satu diantara warganya.
Menurutnya, korban yang selama ini bekerja sebagai petani dan buruh pemelihara kerbau untuk Makepung ini dikenal rajin dan aktif ketika ada kegiatan-kegiatan di desa maupun kelurahan.
“Menurut keterangan keluarganya memang tidak pernah ada cekcok sebelumnya, menderita sakit juga tidak. Istrinya juga syok berat dan belum bisa bercerita tentang suaminya,” tandas Ariana.(*)