Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Hari Santri oleh umat Muslim di Denpasar, Bali, diperingati dengan menggelar kirab santri. Anak-anak hingga ibu-ibu ikut memeriaakan kirab.
Kirab ini memiliki pesan moril cukup dalam bagi warga Muslim di Denpasar, satu di antaranya menyebarkan toleransi di tengah kemajemukan warga Indonesia.
Ketua PCNU Denpasar, Haji Syafii, menyatakan pelibatan anak-anak di kirab ini untuk menanamkan sejak dini pengertian nasionalisme. Ini sebagai bekal mereka menangkal radikalisme yang tengah menjadi isu sensitif yang dapat memecah belah persaudaraan bangsa dan negara.
"Kirab santri ini anak-anak diajarkan sejak dini untuk nasionalis. Menangkal Radikalisme sejak dini. Dan mengajak tidak menjadi garis keras atau teroris," kata Syafii, Sabtu (22/10/2016).
Dia menyebut, NU cukup menentang aksi radikalisme di tengah masyarakat. Dalam sejarah, sejak penjajahan kaum santri NU turut berjuang melawan penjajah.
Salah satu buktinya, Presiden ke-1 Republik Indonesia Soekarno waktu itu meminta kepada KH Hasyim Asyari sebagai ulama besar NU berjuang melawan penjajah.
"Dari hal itu, bahwa jihad adalah untuk menjaga nusa dan bangsa. Ya, NKRI ini," papar dia.