"Sekitar tiga minggu lalu sudah pisah ranjang. Masalah sepele, karena nggak ganti popok. Terus saya tanya sama dia, itu saya bilangin dia kok sama orang lain manis-manis ngomongnya, sama saya kok bentak-bentak. Dia tambah marah. Baju saya dimasukkan ke tas, saya memilih pulang ke Jawa," kenangnya.
Rangkul Anak
Usai menikam selingkuhan istrinya, banyak warga berkerumun mendekati tempat kejadian perkara (TKP), Ahmadi lantas merangkul anak lelaki semata wayangnya yang masih berusia dua tahun tiga bulan, hasil pernikahannya dengan Putri.
Ahmadi menyerahkan pisau yang ia genggam kepada Ketua Rukun Tetangga (RT), Maryono, sembari mengatakan dirinya tidak akan lari dari tanggung jawab dan siap memikul risiko atas perbuatan yang telah dia lakukan.
"Mau gimana lagi mas, saya kalap lihat istri tidur dengan pria lain. Telanjang bulat, di sebelahnya ada anak saya yang masih kecil pula. Saya mau kasih pelajaran ke dia," kata Ahmadi sembari mengepalkan tangan kanannya seraya berusaha menahan kekesalan, ketika ditemui di Mako Polsek Denpasar Barat usai diamankan polisi, Selasa (25/10/2016) siang.
Sesaat sebelum insiden terjadi, Ahmadi sedang tertidur di sebuah gudang mebel tempat ia menumpang.
Ia mengaku tiba-tiba pikirannya dihinggapi perasaan tidak enak.
Berkali-kali ia mencoba memejamkan mata tetapi tak berhasil. Perasaannya kian tak menentu.
Akhirnya ia memutuskan menyambangi tempat kos sang istri.
Awalnya ia tak berniat melukai Putri.
Namun setelah melihat dari sela jendela sang istri sedang tertidur tanpa pakaian dengan pria lain, emosinya memuncak.
"Saya lalu cari pisau di sana, tapi nggak ada. Terus saya cari pisau ke tempat saya numpang tidur di gudang mebel, nggak tahunya di sana ada pisau di terasnya. Habis itu, saya itu ke kosan terus saya buka kunci pintu dari sela jendela. Saya buka pelan-pelan terus saya buka kunci kamarnya. Nggak tahunya si Toli itu tidur di bawah jendela makanya saya nggak lihat tadi. Telanjang pula dia. Itu wes kalap saya jadinya," urainya.