Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ratusan warga pinggir rel kereta api, Jalan Timah, Medan, menjerit saat tim gabungan bersiaga menggusur rumah mereka, Rabu (26/10/2016) siang.
"Percuma kalian sekolah tinggi-tinggi, otak enggak dipakai. Kami enggak mau terima uang Rp 1,5 juta dari kalian," teriak warga mayoritas perempuan saat alat berat memasuki permukiman warga.
Meskipun warga sudah bersiaga di kawasan permukiman, namun alat berat bersama personel polisi bersenjata lengkap terus bergerak melakukan penggusuran.
Tidak hanya itu, beberapa polisi wanita (polwan) diarahkan untuk tenangkan warga yang berteriak-teriak. Mereka berupaya agar penggusuran berjalan damai.
Hingga berita ini diturunkan, proses penggusuran sedang berlangsung.
Personel gabungan memasuki ke arah permukiman warga.
Penggusuran rumah warga untuk pembangunan rel layang Medan-Bandara Internasional Kualanamu.
Setahun lalu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Devisi Regional Sumatera Utara telah menggusur 60 kepala keluarga.
Karena itu, ada 20 kepala keluarga yang harus digusur. (tio/tribun-medan.com)