W memperkirakan, kemungkinan padepokan yang didirikan Dimas Kanjeng terinspirasi Amalillah.
“Saya kaget tiba-tiba dia mendirikan padepokan. Saya tambah kaget saat dia ditangkap polisi beberapa waktu lalu," katanya.
"Sejak mendirikan padepokan, saya sudah lama tidak berkomunikasi dan bertemu, meski saya tinggal di kecamatan yang sama,” ujar W lalu mengakhiri pembicaraan.
Dimas Kanjeng mengakhiri masa lajangnya pada tahun 1994.
Dia menikahi Rahma Hidayati dan dikaruniai tiga anak.
Camat Gading Selamet Haryanto menyebutkan, Dimas Kanjeng memiliki tiga istri.
Menurut dia, ada istrinya yang minta dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga.
Tetapi Pemerintah Kecamatan tak bisa mengabulkan karena tanpa disertai surat nikah.
Belakangan diketahui, istri kedua Dimas Kanjeng bernama Laila dan tinggal di Perumahan Jatiasri Desa Kebonagung.
Sementara istri ketiganya bernama Mafeni, juga tinggal di Desa Kebonagung.
Rumah Laila dan Mafeni sudah digeledah pihak kepolisian.
Dari kedua rumah itu, polisi membawa barang bukti berupa uang, spanduk, mobil, sertifikat tanah dan dokumen lain.
Penulis : Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol