Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Arfan
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Persoalan mendasar pendidikan di Kalimantan Utara adalah ketersediaan tenaga guru. Saat ini dibutuhkan banyak guru untuk mengajar di Kaltara.
Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie, mengatakan provinsi termuda ini membutuhkan guru. Jumlah kekurangan guru di Kaltara mencapai 3.000 orang untuk mengajar di lima kabupaten atau kota.
Jumlah guru yang ada saat ini, Irianto menambahkan, baru mencapai 8.250 guru dari seluruh satuan pendidikan seperti PAUD, SD, SMP, dan SMA atau SMK.
"Di Bulungan saja kekurangan 500 guru. Menyiasatinya, Pemkab Bulungan mengontrak 400 guru. Jika anggaran defisit, untuk membayar tunjangannya agak berat,” ujar Irianto di Auditorium Universitas Kaltara, Selasa (1/11/2016).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat diwawancarai Tribun Kaltim mengungkapkan, pemerintah saat ini tengah mencari solusi untuk mengatasi minimnya jumlah guru di daerah.
Sebagai langkah awal, Kemendikbud sudah mengusulkan sedikitnya 6.000 formasi guru yang akan ditempatkan di daerah perbatasan, terluar, terpencil, dan pedalaman.
“Akan kita angkat guru P3T, jumlahnya mencapai 6.000 guru. Kini tengah diproses di Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara. Kalau di Kemendikbud sudah final. Kita berdoa semua, semoga bisa terpenuhi,” ujar Muhadjir.
Irianto juga melaporkan jumlah sekolah di Kaltara mencapai 8.250 unit dengan rincian 537 PAUD, 448 SD, 152 SMP, 4 SLB, 56 SMA, dan 27 SMK.
Sedikitnya masih ada 525 guru yang mengajar belum mengantongi ijazah S1 sebagaimana standar kualifikasi guru yang dipersyaratkan pemerintah.
Secara umum problematika pendidikan di Kaltara dipengaruhi beberapa hal seperti geografis, disparitas wilayah, dan fasilitas pendidikan yang belum memadai.