Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Dua warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negara Bagian Sabah, Malaysia kembali menjadi korban penculikan di laut.
Laison Officer pada Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Kompol Navy Arman mengatakan, kasus penculikan tersebut sedang ditangani Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu.
"Ditangani di Konjen RI Kota Kinabalu. Silakan konfirmasi langsung ke KJRI KK," ujarnya, Minggu (6/11/2016).
Informasi yang diperoleh Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network), penculikan WNI itu terjadi di Terumbu Pegasus, Perairan Kertam, yang berada di sekitar 13 - 15 Nautical Mile dari Muara Kuala Kinabatangan, Perairan Sabah, Malaysia.
La Utu bin La Raali, WNI yang diculik itu merupakan kapten Kapal Nelayan SSK 00520 F.
Sedangkan La Hadi bin La Adi merupakan kapten Kapal Nelayan SN 1154/4 F.
Kedua WNI yang diculik Sabtu (5/11/2016) sekitar pukul 11.00 itu berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Baca: Dua WNI yang Diculik Bekerja di Kapal Penangkap Ikan Malaysia
Dalam melakukan aksinya, para penculik yang berjumlah sekitar lima orang itu membawa senjata laras panjang.
Mereka menumpang speed boat jenis fiber berwarna kelabu.
Kedua kapten kapal tersebut diculik di dua lokasi berbeda yang saling berjauhan. Belum bisa dikonfirmasi kelompok yang melakukan penculikan tersebut.
Sebelumnya, kelompok bersenjata juga melakukan penculikan terhadap tiga WNI asal Nusa Tenggara Timur di Negara Bagian Sabah, Juli lalu.
Tiga WNI masing-masing Lorence Koten (34) selaku kapten kapal, Teodorus Kopong (42) dan Emanuel (40) masing-masing sebagai anak buah kapal, diculik sekelompok pria bersenjata asal Filipina saat sedang menangkap ikan di atas kapal pukat tunda LD/114/5S, Sabtu (9/7/2016) sekitar pukul 24.00 di perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, Malaysia.
Lima pria bersenjata api laras panjang menghentikan paksa kapal pukat dengan menodongkan senjata kepada awak kapal pukat tunda LD/114/5S.
Ada tujuh orang di atas kapal saat kejadian itu.
Pria bersenjata itu mengambil telepon seluler milik ketiga anak buah kapal berikut paspor yang dimiliki.
Kelompok bersenjata itu juga membebaskan empat awak lainnya masing-masing Sar (27) asal NTT, Anukari (20), Paketoh (25) dan Almi (30) suku Bajau Pelauh.
Ketiga WNI yang diculik itu telah dibebaskan kelompok penculik sekitar dua bulan lalu.