Laporan Wartawan Pos Kupang, Maksi Marhi
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG -- Sebuah rumah permanen di wilayah RT 36 RW 12 Kelurahan Liliba, Kota Kupang hangus terbakar, Senin (14/11/2016) siang, sekitar pukul 13.00 wita.
Api begitu cepat melahap rumah milik Opa Ayub Lolok (85) ini. Tidak ada korban jiwa, namun semua isi rumah ludes dilahap si jago merah.
Sehari-hari, rumah permanen ini hanya dihuni Opa Ayub Lolok (85) dan istrinya Maria Lolok Menga (87) yang sudah tua.
Pasangan Opa-Oma ini punya seorang anak laki-laki bernama Mon Lolok. Namun, sejak setahun yang lalu putra mereka tinggal di Soe-Kabupaten TTS bersama istrinya.
Sehingga Opa Ayub dan istrinya hanya tinggal berdua di rumah tersebut.
Informasi yang dihimpun di lokasi menyebutkan, kebakaran diduga disebabkan kompor meledak.
Saat itu, Oma Maria sedang memasak didampingi suaminya Opa Ayub. Tiba-tiba ada nyala api yang merambat dan dengan cepat melahap rumah tersebut.
Seorang tetangga yang melihat api menyala di atap rumah langsung berteriak minta tolong. Tetangga yang lain juga langsung berhamburan datang untuk berupaya memadamkan api.
Seorang pria langsung berlari dan masuk ke dalam rumah serta segera membawa Opa dan Oma keluar.
Warga berusaha menyiram api dengan air namun tak mampu memadamkan api yang terus membesar. Semua barang di dalam rumah ludes terbakar.
Opa dan Oma hanya tersisa pakaian di badan. Saat berada di luar rumah, Opa dan Oma yang menangis sambil menatap rumah mereka yang dilahap api.
Opa Ayub tak mampu berkata-kata ketika ditanya warga sekitar bagaimana peristiwa kebakaran bisa menimpa rumah mereka.
Opa Ayub hanya mengatakan, kalau semua barang di dalam rumah hangus terbakar, termasuk sertifikat tanah mereka.
Opa Ayub mengaku, tidak ada barang berharga lainnya di dalam rumah kecuali lemari pakaian dan perabot rumah tangga lain.
Ketika ditanya wartawan pos kupang, bagaimana persitiwa kebakaran terjadi, Opa Ayub langsung meneteskan air mata. Opa tak mampu menjawab dan berkata-kata lagi.
Sementara istrinya, Oma Maria yang terus menangis lalu dibawa warga ke rumah ketua RT setempat.
Mobil pemadam kebakaran dari Pemkot Kupang terlambat tiba di tempat kejadian. Saat tiba di lokasi, rumah milik Opa Ayub sudah habis terbakar.
Mobil pemadam kebakaran hanya bisa memadamkan sisa-sisa nyala api supaya jangan merambat ke rumah warga sekitar.
Suasana begitu mengharukan. Warga sekitar langsung memadati lokasi kejadian. Lurah Liliba, Amramsius Yolah, S.Sos langsung turun ke lokasi. Juga terlihat aparat kepolisian dari Polres Kupang Kota dan Polsek Oebobo.
Sejumlah warga mengatakan, seandainya Opa Ayub dan istrinya tidak cepat diselamatkan, kedua orang tua itu bisa saja ikut terbakar.
Apalagi, indra pendengaran dan indra pengelihatan Opa dan Oma sudah mulai kurang normal termakan usia.
Lurah Liliba, Amramsius Yolah, S.Sos kepada wartawan menjelaskan, Opa Ayub dan istri tinggal sendiri di rumah itu.
Tidak ada keluarga terdekat yang bisa mengurus keduanya. Anak satu-satunya dari Opa dan Oma tinggal di Soe-Kabupaten TTS.
Sehingga langkah yang dilakukan pemerintah kelurahan bersama RT dan RW adalah akan menitipkan sementara Opa dan Oma ke panti jompo. Sambil menunggu kabar dari putra mereka yang tinggal di Soe.
"Untuk jangka pendek, pemerintah kelurahan juga akan membuat laporan ke babdan penanggulangan bencana dan dinas social Kota Kupang untuk mendapat bantuan."
"Sedangkan penanganan untuk jangka panjangnya, bagaimana dengan rumah Opa Yakob ini akan didiskusikan lagi dengan RT dan RW setempat," kata Yolah.
Pemerintah kelurahan Liliba, kata Yolah, tentu sangat prihatin dengan peristiwa yang menimpa Opa Ayub dan istri.
Keduanya sudah tua dan tinggal sendiri sementara anak mereka tinggal di temppat yang jauh. *