Salbani yang dijemput dan tiba menggunakan sepeda motor terlihat syok saat tiba di rumahnya.
Salbani langsung ditenangkan pihak keluarga dan dibawa masuk ke dalam rumah orangtuanya tidak jauh dari lokasi kejadian.
Salbani sempat akan mengamuk saat sampai di rumah orangtuanya setelah mendapat informasi bila anak laki-lakinya tewas diduga dipukuli sang istri.
Pisah ranjang
Siska juga dikenal tidak mau bergaul dengan lingkungan sekitar dan terkesan tertutup.
Kejadian pemukulan terhadap Bryan juga tidak banyak diketahui keluarga maupun warga sekitar.
Saat pemukulan yang menyebabkan Bryan tewas, tetangga kanan kiri juga tidak mengetahui.
Hal ini baru diketahui, setelah Siska keluar rumah tetapi di dengar di dalam rumah tidak ada lagi suara Bryan.
Dari situ, tetangga memberitahukan keluarga Salbani untuk segera mengecek ke dalam rumah setelah tidak lagi mendengar suara Bryan.
"Kami juga sempat mendengar kalau Bani dan Siska ini pisah ranjang selama setahun. Ini karena Bani tidak senang mengetahui anaknya dipukuli ibunya."
"Tetapi baru dua bulan ini, Siska meminta rujuk kembali dan mereka milih untuk mengontrak rumah di belakang rumah orangtua Bani," ujar warga yang enggan menyebutkan namanya saat di depan rumah orangtua Salbani.
Setelah melakukan oleh tempat kejadian, jenazah Bryan dibawa petugas ke kamar mayat RS Bhayangkara Palembang untuk dilakukan visum.
Selang beberapa lama, Salbani yang sudah terlihat tenang tiba di RS Bhayangkara Palembang.
Dengan menahan tangis, Salbani seperti tidak percaya melihat anak lelakinya tewas di tangan sang istri.