News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rumah Hancur Perlahan karena Pergeseran Tanah, Keluarga Ade Terpaksa Mengungsi

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah pasangan Ade Juhendi (52) dan Erni Siti (41) di Kampung Balekambang RT 03/10 Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, hancur akibat pergerakan tanah yang terjadi sejak Jumat (18/11/2016). TRIBUN JABAR/MUMU MUJAHIDIN

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.CO.ID, CIPATAT - Pasangan suam istri Ade Juhendi (52) dan Erni Siti (41) harus membawa ketiga anaknya, Lutfi (23), Ryan (13), dan Amelia (6), mengungsi dari rumah mereka.

Rumah mereka di Kampung Balekambang RT 03/10, Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, perlahan hancur seiring pergerakan tanah yang terjadi sejak Jumat (18/11/2016) sore.

Ade harus memboyong keluarganya mengungsi ke Madrasah Abdul Aziz At Taqwa Belekambang.

Pada Jumat pekan lalu retakan hanya terjadi di dinding dan lantai rumah Ade. Lama kelamaan retakan meluas sampai ke dapur, kamar mandi, ruang tengah, dan atap rumah. Rumah tetangga Ade pun mengalami kerusakan.

"Rumah saya yang hancurnya paling parah. Awalnya terdengar pecahan kaca jendela. Terus lama-lama kedengaran suara retakan tembok, lalu lantai keramik saya merekah," tutur Erni di lokasi pengungsian, Jumat (25/11/2016).

Melihat keadaan rumahnya hancur, Ade dan Erni berusaha mengamankan barang-barang berharga seperlunya. Malam itu mereka sekeluarga langsung mengungsi ke rumah saudaranya.

Di hari berikutnya pergerakan tanah terus terjadi. Tak hanya menghancurkan beberapa rumah, pergerakan tanah mengakibatkan jalan kampung ambles setengah meter, pohon bertumbangan, tebing longsor, dan halaman warga retak-retak.

"Akhirnya pada malam kedua warga mengungsi dan tidur di masjid hingga hari ini,” sambung Erni.

Sekretaris Desa Cirawamekar, Tosin (40), didampingi Ketua RT 04 Olis Karyati (42), mengatakan akibat pergerakan tanah tersebut sebanyak 28 kepala keluarga (KK) atau 86 jiwa diungsikan ke madrasah.

Pihak desa sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat dan kantor kecamatan.

"BPBD berjanji akan melakukan penelitian (kajian teknis) di sini. Yang jelas kalau bantuan logistik dan makanan sudah ada, seperti sembako dan selimut," ujar Tosin.

Kemarin Tribun Jabar mendatangi lokasi pergerakan tanah di Kampung Balekambang. Bunyi derak bangunan bergeser masih terdengar jelas. Tosin belum bisa memastikan pergeseran tanah di sana.

“Selain faktor alam kami tidak tahu. Kalau pertambangan di sekitar lokasi memang sudah dihentikan sejak puasa kemarin,” sambung dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini