TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebanyak 34 robot kapal atau yang biasa disebut roboboat dari 18 Perguruan Tinggi mengikuti Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional ( KKCTBN) oleh Kemenristek Dikti.
Tahun ini, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menjadi tuan rumah dari ajang tersebut.
KKCTBN berlangsung selama 29 November hingga 1 Desember. Terdapat 3 kategori, yakni Autonomous Surface Vehicle (ASV), Electric Remote Control (ERC) serta Fuel Engine Remote Control (FERC).
Dengan tema Robot Kapal untuk Rescue (Mitigasi Bencana Nasional), tim Unit Kegiatan Mahasiswa Robotik PPNS memodifikasi lambung kapal dan konstruksi bangunan atas.
Anggota tim, Muzakki (20), mengungkapkan timnya memilih mengadaptasi lambung kapal yang masih dalan riset.
“Kami baca literatur lambung kapal yang kami gunakan itu masih dalam riset, jadi sekalian kami buktikan. Karena perkiraannya lambung kapal model kami akan lebih stabil,” lanjutnya ketika dikonfirmasi SURYA.co.id, Rabu (30/11/2016).
Untuk membuat roboboat tersebut, mahasiswa semester 3 jurusan teknik Otomasi ini mengungkapkan membutuhkan waktu 2 bulan. Dalam hal ini ia juga harus melakukan revisi 2 kali pada kapal timnya.
“Pasti ada perpedaan antara perhitungan dengan ekspektasi, tapi semuanya tuntas tepat waktu,” ujarnya.
Widyo Winarso, Kasubdit Penalaran dan Kreativitas, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengungkapkan, ajang tahunan ini untuk desain guna dikembangkan.
“Roboboat ini bisa dijadikan kapal yabg bertugas saat terjadi bencana,” ungkapnya usai pembukaan lomba.
Untuk menarik minat peserta, dikatakan Widyo, juara setiap kompetisi bisa mendapat kesetaraan sistem kredit semester (SKS) untuk mata kukiah yang linier dengan kejuaraannya.
Dengan demikian, bisa mempercepat masa studinya dan bebas dari praktek serupa.
“Penyetaraan ini harus dilihat mata kuliah yang linier. Bisa dibebaskan dari beberapa mata kuliah karena prakteknya sama. Menjadi catatan juga sebagai surat keterangan pendamping ijazah. Jadi prestasi selama kuliah, kejuaraannya tercatat di dalamnya,” lanjutnya.
Sementara itu, Eko Julianto, Direktur PPNS, mengungkapkan lokasi pemilihan lomba di danau SIER sebab memperhatikan akomodasi dan keamanan peserta.
Untuk itu persiapan tidak hanya pada penginapan peserta, namun juga pada akomodasi
“Awalnya mau kami adakan di Kalimas seperti event loma perahu naga. Tetapi lokasinya tidak mumpuni jadi pindah ke sini,” terangnya