News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ceu Popong: Generasi Muda Harus Bisa Meniru Sikap Dewi Sartika

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga besar Dewi Sartika dan masyarakat memperingati hari lahirnya Rade Dewi Sartika di SMP Dewi Sartka, Jalan Kautamaan Istri, Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Minggu (4/12/2016) pagi. Pahlawan asal Kota Bandung itu lahir tepat pada 4 Desember 1884. TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S

Namun Dewi Sartika tak menamatkan pendidikannya, ketika ayahnya ditangkap akibat melawan pemerintah Belanda.

Pemerintah Kolonial Belanda waktu itu terancam dengan adanya bom yang ditemukan di bawah panggung pacuan kuda di Tegallega Bandung.

Pemerintah Kolonial Belanda membuang ayah dan ibu Dewi Sartika ke Ternate. Dewi Sartika tinggal bersama pamannya di Cicalengka sampai menginjak usia 18 tahun.

Dewi Sartikka menjadi satu-satunya wanita yang bisa membaca dan menulis di lingkungan tempat tinggalnya.

Ia pun sering dimintai pertolongan untuk menulis atau membacakan surat.

Berawal dari situ, ia berpikir jika banyak wanita yang tak bisa membaca dan menulis itu bisa membahayakan kehidupan kaum perempuan.

Dewi Sartika mendirikan sekolah pada 16 Januari 1904. Sekolah yang dinamakan Sakola Istri itu berlokasi di Paseban Wetan di komplek pendpopo dalem Kabupatian Bandoeng.

Sakola Istri menjadi sekolah pertama dan tertua di Indonesia khusus kaum wanita.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini