Penangkapan ditengarai dugaan ke-11 orang tersebut melakukan aktivitas terorisme.
Informasi tersebut pertama kali di-share oleh idtoba.com
Apalagi sehari pascainterogasi oleh petugas Polsek Siborong-borong, ke 11-nya menghilang dan meninggalkan lokasi tersebut sehingga membuat geger warga Siborong-borong.
Berdasarkan informasi yang beredar dari kepolisian, ke 11 warga Lampung tersebut adalah penjual peralatan rumah tangga dan penghemat gas.
Mereka mengontrak di rumah Bendol agar dekat dengan masyarkat.
Namun karena datang secara bergerombol, seorang Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) merasa curiga dan melaporkan hal tersebut ke Polsek Siborong-borong.
Kecurigaan pendeta semakin menjadi karena menemukan denah gereja dan jam kebaktian gereja.
Namun setelah diinterogasi, ke 11 warga yang datang menggunakan dua unit kendaraan roda empat dan enam unit kendaraaan roda dua dibebaskan karena tidak ditemukan dugaan adanya aktivitas teroris namun hanya aktivitas dagang.
Oleh Polsek Siborong-borong mereka diserahkan kepada Lurah Pasar Siborong-borong.
Namun kecurigaan timbul karena keesokannya harinya pada tanggal 2 Desember, ke 11-nya sudah tidak terlihat lagi di kontrakan tersebut.
Namun informasi terakhir yang diperoleh, mereka adalah karyawan UD Tabik Jaya.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting mengatakan pihaknya akan mengeluarkan rilis resmi terkait beredarnya informasi tersebut.
Dia meminta jurnalis untuk bersabar agar mendaparkan informasi yang akurat.
"Ditunggu rilis resminya. Mereka saat ini berada di Polres Tobasa," katanya, Selasa (6/11/2016).
Dari info yang beredar mereka yang diamankan yakni Syamsirk (42), Junaidi (48), Zarrudin (49) Erwinsyah (21), Fikri(17), Suprizal (22), Daniel (30), Depi (29), AripĀ (24), Azmi (23) dan Wahyudi (28).