Selain di NTT, jelas Andrew, studi KAP 2016 juga dilaksanakan di lima provinsi lainnya yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, DIY dan Kalimantan Barat dengan total responden 2.700 siswa.
Secara keseluruhan, dari hasil pengukuran awal terlihat kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang dan hidup sehat pada siswa sekolah dasar.
"PT Frisian Flag Indonesia tahun ini menjangkau Nusa Tenggara Timur melalui program Gerakan Nusantara," ujarnya.
Di NTT, studi KAP melibatkan 645 orang responden di 10 SD di Kota Kupang dan Manggarai Barat.
Secara umum, pengetahuan gizi responden di NTT belum memadai, khususnya pengetahuan mengenai gizi seimbang.
Meski demikian, para siswa responden cukup paham mengenai kebutuhan sarapan dan minum susu secara teratur.
Hasil studi pada SIKAP siswa responden di NTT menunjukkan adanya peluang untuk peningkatan. Para siswa masih butuh dorongan untuk membatasi konsumsi lemak serta pentingnya mengonsumsi sayur.
Para siswa responden sudah memiliki sikap positif terkait pentingnya sarapan dan memastikan jajanannya sehat.
"Peluang peningkatan juga terlihat pada hasil studi mengenai perilaku hidup sehat siswa. Responden di NTT memiliki skor tertinggi dibandingkan dengan daerah lain, namun mereka masih membutuhkan dorongan untuk mengubah perilakunya terkait kebiasaan berolahraga serta mengonsumsi buah dan sayur. Di sisi lain, hasil Studi KAP di NTT menunjukkan perilaku para siswa terhadap sarapan sebelum ke sekolah sudah terbentuk. Demikian juga kebiasaan minum susu secara rutin," puji Andrew.
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Bidang Hubungan Pusat dan Daerah, Dr. James Modouw, M.MT mengatakan, Gerakan Nusantara dilaksanakan melalui sinergi dengan Program Gizi Anak Sekolah (Progas) dari Kemendikbud.
Dia menyatakan, Progas bersinergi dengan Gerakan Nusantara yang diprakarsai oleh Frisian Flag Indonesia. Keduanya punya tujuan yang sama.
"Kami menyambut baik Gerakan Nusantara yang telah menjangkau wilayah 3T. Semoga kemitraan strategis ini lebih solid dan mampu melanjutkan upaya pembentukan generasi muda Indonesia yang sehat, cerdas, dan aktif," kata James.
"Di NTT juga diluncurkan program gizi anak sekolah setelah melalui identifikasi peta kerawanan. Kabupaten sasaran di NTT sementara ini di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Belu. Cakupan sasaran di 142 sekolah dasar dengan total siswa 36.000. Tahun 2017 kita akan lanjutkan ke empat provinsi lainnya dengan jumlah sebaran 100.00 anak di 500 SD dengan total pelayanan 120 hari diberikan makanan tambahan buat anak-anak," kata James. (fredi hayong)