TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Aparat keamanan menjaga rumah orangtua DYN, "pengantin bom", di Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.
Wanita ini merupakan salah seorang dari tiga orang terkait bom yang ditangkap Densus 88 di Bintara Jaya, Bekasi.
Di hadapan sejumlah awak media, Haji Watma, Kepala Desa Bakung Lor, menyebutkan kedua orang tua DYN bersama tiga orang adiknya telah lama tinggal di desa itu.
“Benar ada informasi warga kami tersangkut teroris dan sudah ditahan di Bekasi. Katanya mau ada penggeledahan, tapi belum. Baik dari Danramil dan Kodim masing nunggu keputusan dari sana (pusat). Kepolisian juga sudah berkoordinasi dengan kami,” kata Watma, di rumah salah satu perangkat desa, Sabtu malam, (10/12/2016).
Watma menceritakan, DYN sempat pergi ke luar negeri dengan tujuan Taiwan, sebagai tenaga kerja pada tahun 2012.
Setelah itu, Watma bersama perangkat desa lainnya tidak mengetahui keberadaan DYN selanjutnya.
DYN merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Ia menjadi tulang punggung setelah bapak kandungnya terserang penyakit hingga lumpuh di bagian kaki.
DYN memilih ke luar negeri demi mencukupi kebutuhan hidup kedua orang tua dan adik-adiknya.
“Bapaknya itu memang sakit sejak lama di tahun 2011. Tidak bisa usaha. Jadi tulang punggung itu hanya ibunya dengan berjualan. Di tahun 2012, DYN sudah besar, dan daftar TKI ke Taiwan. Setelah itu, tidak ada kabar lagi sampai hari ini kabarnya ditangkap,” ungkap Watma.
Hingga Sabtu malam, pantauan di sekitar rumah orang tua korban, sejumlah perangkat desa bersama petugas keamanan TNI dan Polri masih tampat berjaga di lokasi.
Mereka berusaha menjaga ketat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Tak jauh dari lokasi, mereka juga menjaga sekitar kantor desa setempat.
Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap tiga orang terduga teroris dari sebuah rumah di kawasan Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (10/12/2016). Mereka adalah, NS, Dn (keduanya laki-laki), dan DYN (perempuan).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penangkapan terhadap ketiganya dilakukan setelah tim Densus 88 membuntuti mobil yang ditumpangi NS dari solo.
Setibanya di Jakarta, NS menjemput DNY di daerah Pondok Kopi. Saat dijemput, DN juga membawa sebuah kardus.
"Selanjutnya DNY diantar ke kantor pos di sekitar daerah Bintara untuk mengirim kardus yang dibawa oleh DYN," ujar Argo dalam keterangan tertulisnya.
Kemudian, kata Argo, paket tersebut diambil dan dibuka oleh anggota Densus yang isinya ditemukan barang-barang berupa pakaian dan surat wasiat.
Surat wasiat tersebut rencananya akan dikirmkan untuk orang tua DYN yang berisi kesiapannya untuk jadi "pengantin bom". (Kontributor Cirebon KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon)
>