Anggaran Sempat Dicoret
Dari data Tribun Jambi edisi Desember 2011, dewan sebelumnya sempat berencana mencoret anggaran Rp 24 miliar untuk water boom park itu.
Dewan menilai pembangunannya belum masuk skala prioritas, dan masih ada yang lain lebih penting dibandingkan water boom park.
Namun Pemda melalui tim anggaran pemerintah daerah menginginkan pembangunan water boom park dilaksanakan tahun depan (2012).
Pemerintah berasalan bahwa pembangunan water boom park adalah aspirasi masyarakat dan merupakan satu di antara visi dan misi pasangan Abdul Fattah-Sinwan selaku bupati saat itu.
M Amin MA, anggota badan anggaran DPRD Batanghari saat itu, tak menampik terjadinya perdebatan panjang soal rencanan pembangunan water boom park.
"Rencana water boom itu yang paling lama dibahas, dan menjadi sorotan di banggar serta komisi-komisi,” ucap Amin kepada Tribun.
Dia mengatakan, setelah melalui proses panjang itu, dewan akhirnya memberikan persetujuan untuk menganggarkan dana pembangunannya.
Namun syaratnya pemda harus membuat studi kelayakan dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Paling lambat tiga bulan setelah disahkan.
Pembangunan water boom mendapat dukungan dari sejumlah elemen kepemudaan.
Sebelum tercapai kata sepakat untuk menganggarkan pembangunannya, organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan mendatangi DPRD Batanghari, dan meminta dewan merealisasikan water boom park.
"Kami dari elemen kepemudaan menginginkan water boom itu dibangun, sebab itu bukan hanya soal wahana wisatanya, tapi bisa menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Batanghari. Kami dari organisasi kepemudaan di Batanghari sepakat mendukungnya,” ucap Zamhariro, Ketua KNPI Batanghari.
Adanya usulan dan masukan dari masyarakat yang disampaikan organisasi kepemudaan itu dibenarkan M Amin.
Dia mengatakan pembangunan water boom tersebut memang mendapat dukungan dari sebagian masyarakat batanghari.