Karena rasa keingintahuan yang besar pada alat elektronik, Ali Sudirman lalu mengenalkan pada anaknya itu alat-alat elektronik dan membuat rangkaian.
"Karena belajar dari ayah, saya lalu paham bagaimana membuat rangkaian elektronik," ujarnya.
Kemampuannya belajar otodidak berperan ketika dia bekerja sebagai buruh di pabrik peraga pendidikan sekolah. Sebagai buruh, dia hanya mendapat gaji kecil dan cukup kebutuhan sehari-hari.
Di sinilah dia lalu berpikir membuat alat yang unik dan bisa dijual mahal.
"Pandangan saya lalu tertuju pada lampu oblik yang ada di rumah. Ide pun terlintas untuk membuat lampu unik itu," papar pria yang sehari-hari jualan sabun cair itu.
Setelah mengutak atik rangkaian elektronik dan membuat casing (tampilan) mirip bentuk lampu oblik, dia menemukan keunikan lampu itu, yakni dengan mendekatkan nyala api korek pada lampu agar menyala. Dia mengaku butuh waktu lebih dari setahun untuk menyempurnakan lampu pintar ini.
"Ketika awal membuatnya pada sekira 2012 lalu, saya baru bisa menciptakan tiga unit lampu pintar," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Karena lampu ini terbilang unik, maka ada pejabat yang tertarik memilikinya.
Makanya, dia lalu memberikan dua lampu pintarnya itu untuk Bupati Mojokerto, Mustafa Kamal Pasha (MKP) dan mantan Camat Pacet, Budiono.
"Saya memang tak punya modal untuk membuat dalam jumlah banyak. Yang saya miliki sekarang hanya satu unit lampu pintar ini, dan saya hargai Rp 575 ribu," paparnya.
Karena tak ada modal, maka dia hampir melupakan untuk mengembangkan lampu pintar itu. Makanya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dia memilih berjualan sabun cair keliling di wilayah Pacet dan Trawas setiap hari.
Dari penjualan sabun cair itu, rata-rata dia mendapat Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per harinya. Meski begitu, cita-citanya untuk memiliki usaha yang unik ini tak surut.
"Saya tetap berusaha mencari modal agar usaha lampu pintar ini bisa berjalan," tekadnya.
Sedangkan ayahnya, Ali Sudirman mengaku bahwa dia secara disiplin mengajari anaknya bagaimana membuat rangkaian elektronika dengan benar.
"Saya selalu tekankan, kalau ingin serius maka harus berusaha dan belajar keras dan tak kalah dengan yang sudah sarjana. Ini yang membuatnya bisa menciptakan lampu unik ini. Maka, dengan ilmu yang dimiliki, ditambah modal dan ilmu pemasaran, tentu lampu pintar ini akan makin dikenal," pungkasnya. (Sudharma Adi)