News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemandian Putri Raja di Gua Siluman Didatangi Pemburu Penglaris

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Gua Siluman, Pesanggrahan Sri Sultan HB II di kawasan Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. TRIBUN JOGJA/SITI ARIYANTI

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Siti Ariyanti

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Orang yang melewati Desa Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mungkin tak menyadari ada situs bersejarah di sana.

Situs yang terkenal dengan julukan Gua Siluman itu hanya berupa tembok kuno yang sudah runtuh di berbagai tempat karena termakan usia.

Tidak terawat dan terkesan terbengkalai adalah kesan pertama yang dirasakan Tribunjogja.com saat mendatangi lokasi tersebut. Lumut tumbuh di bebatuan bekas situs.

Di bagian atas pengunjung akan disambut dengan sebuah bangunan datar yang cukup luas. Suara gemericik air terdengar dari arah bawah situs.


Suasana Gua Siluman, Pesanggrahan Sri Sultan HB II di kawasan Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. TRIBUN JOGJA/SITI ARIYANTI

Setelah menuruni sejumlah anak tangga di sisi timur, sebuah pemandangan menakjubkan sekaligus membuat merinding akan dijumpai pengunjung.

Dalam sebuah ruangan yang cukup tertutup, bertengger patung yang dikelilingi kolam kecil. Di tepi kolam terdapat sebuah tikar yang sudah dalam keadaan digelar.

Seno Wantoro, juru pelihara Gua Siluman, berujar tempat itu biasa digunakan untuk nenepi atau bertapa bagi sejumlah orang.

Dari cerita yang ia dengar, hajat mereka yang bertapa di sana biasanya akan terkabul. Biasanya para pertapa akan datang pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon.

"Yang datang malah dari orang jauh. Ada yang pelarisan, cari obat atau keperluan lain. Kata mereka berhasil. Mereka mandi dulu di kolam dekat patung, baru nenepi," tutur pria 44 tahun itu.

Nama Asli

Sebenarnya, nama asli Gua Siluman adalah Pesanggrahan Sri Sultan Hamengkubuwono II. Situs ini dibangun hampir bersamaan dengan Pesanggrahan Rejowinangun atau Warung Boto di Umbulharjo, Yogyakarta.

Dulunya, pesanggrahan ini digunakan sebagai tempat pemandian putri raja.

Menurut penuturan Seno, kolam utama situs ini berada di bagian atas yang kini telah berubah menjadi jalan dan ruko. Sedangkan yang tersisa saat ini hanyalah saluran tempat pembuangan air.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini