News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banyuwangi Memang Top, Memproteksi Desa Wisata dari Tangan Investor

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budaya ngopi bersama di Desa Kemiren Banyuwangi, menjadi atraksi wisata di desa tersebut. SURYA/HAORRAHMAN

Laporan Wartawan Surya, Haorrahman

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Pemkab dan DPRD Banyuwangi membuat Peraturan Daerah tentang Desa Wisata untuk mengembangkan sekaligus memproteksi desa berbasis wisata di Banyuwangi.

Apalagi, saat ini banyak desa di Banyuwangi yang memiliki potensi menjadi wisata berbasis desa.

Perda tersebut mengatur regulasi perizinan. Apabila dalam urusan perizinan diurus ‎Badan Pelayanan Perizinan Terpadu‎ (BPPT), dalam raperda ini nantinya izin wajib diawali dari tataran desa.

Dengan demikian, desa diharapkan dapat memproteksi dan memilah sejak dini investor yang benar-benar mengembangkan pariwisata desa.

Sehingga investor tak hanya mencari keuntungan saja, melainkan juga harus menjaga kelestarian budaya, adat, dan lingkungan.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan langkah ini merupakan respon perkembangan pariwisata desa.

Percepatan sektor pariwisata di desa perlu diberi aturan untuk memproteksi dan mengembangkan pariwisata. Sehingga konservasi adat, sosial budaya dan lingkungan alam tetap terjaga.

"Desa memiliki otonomi kecil dalam mengurus dan mendorong percepatan kawasan perdesaan di sektor pariwisata. Kita dorong desa untuk memiliki kreativitas mengelola wisata namun juga memproteksi agar kekayaan di desa tetap ada," kata Anas, Kamis (29/12/2016).

Perda ini meliputi adat, sosial budaya dan lingkungan alam. Sehingga desa yang ingin membangun pariwisata harus menjaga dan melestarikan adat, sosial budaya dan lingkungan alam dengan tetap berorientasi pada konservasi dan tak melulu keuntungan.

Ketua Pansus Raperda Tentang Desa Wisata DPRD Banyuwangi, Muhammad Sahlan, mengatakan, dalam raperda tersebut mewajibkan investor bekerjasama dengan Bumdes dalam hal pembagian keuntungan.

"Akan ada kontrak karya yang berisi, tenaga kerja yang direkrut harus dari warga desa setempat, produk yang dikembangkan harus berbasis lokal, tidak mengubah nilai budaya lokal, dan memperhatikan lingkungan," kata Sahlan.

Banyuwangi terus mengembangkan ekowisata berbasis desa. Desa-desa dengan potensi unik kini terus dikembangkan. Pengembangan ekowisata berbasis desa, berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi masyarakat di desa.

Desa-desa di Banyuwangi kini terus berinovasi menjadi potensi wisata. Taman Sari, Songgon, Gombengsari, Banjar, Kemiren, dan desa-desa lainnya menjadi desa dengan atraksi wisata yang unik.

Tamansari sebagai desa penyangga kawah Gunung Ijen yang menjadi destinasi favorit, layak dikunjungi dengan potensi kerajinan belerang, seruni, dan madu.

Dekat dengan Tamansari, terdapat Desa Banjar yang dikenal penghasil aren (gula merah) dengan banyak kuliner khas aren. Jadi sebelum ke Ijen, layak untuk berpetualang di desa-desa itu.

Selain itu, yang layak dikunjungi adalah Songgon. Kawasan wisata Karo, Songgon, Banyuwangi kini mulai ramai dibicarakan karena dikenal dengan wisata hutan pinusnya.

Songgon menjadi favorit untuk selfie dengan nuansa hijau pinus, nuansa kian nyentrik dengan banyak rumah pohon, camping, dan bergelantungan di pinus.

Selain pinus di Songgon juga ada tempat bagi penikmat arung jeram. Di Desa Sumber Bulu, Songgon ada tempat untuk arung jeram di sungai yang dikenal Kali Badeng.

Bagi penikmat kopi rakyat dan petualangan bisa mencoba tantangan Gombengsari. Desa ini dikenal sebagai Kampung Kopi karena terhampar kebun kopi rakyat.

Hampir setiap rumah memiliki pohon kopi. Desa ini terkenal dengan kopi robustanya. Selain robusta, juga ada kopi konoga, togosari dan lainnya.

Pengunjung juga bisa melihat langsung budidaya dan pengolahan susu kambing Etawa dan peternakan ayam bekisar.

Setelah makan siang di hutan pinus,petualang diajak menjajaki wisata alam hingga peninggalan Belanda dengan berjalan kaki. Ada air terjun tak terlalu tinggi di sana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini