TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Isak tangis terjadi di kediaman I Wayan Weta (33) Banjar Tegalalang, Desa/Kecamatan Tegalalang, Selasa (3/1/2016) pagi.
Hal ini terjadi setelah adik kandungnya, yaitu Ni Kadek Sasih (24) ditemukan tewas tergantung di kamar mandi.
Korban diduga nekat mengakhiri hidupnya karena terlilit utang.
Dan tidak memiliki biaya ritual tiga bulanan anaknya, Ni Putu Lina (3).
Informasi dihimpun Tribun Bali, kejadian ini pertama kali diketahui oleh I Wayan Weta.
Saat itu, sekitar pukul 08.00 Wita, Weta bangun dari tidurnya, lalu pergi ke kamar mandi.
Setiba di depan kamar mandi, dia mendapati pintu kamar mandi terkunci dari dalam.
Sempat menunggu sekitar 30 menit, tidak ada aktivitas apapun di dalam kamar mandi.
Weta pun sempat mengetuk pintu.
Namun tidak ada yang menyahut.
Karena curiga terjadi sesuatu di kamar mandi, Weta pun langsung mendobrak pintu kamar mandi.
Seketika keringat dingin mengucur di keningnya, saat menyaksikan tubuh adik kandungnya, yang menikah ke Banjar Ambengan, Desa Peliatan, Ubud itu tergantung dengan selendang warna hitam yang menjerat lehernya.
Menyaksikan kejadian tersebut, Weta langsung berteriak memanggil suami adiknya yang pada saat itu sedang berada tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).
“Saya sangat shok melihat kejadian itu. Saya langsung teriak memanggil suami adik saya yang sedang bersama anaknya. Kami lagsung menurunkan tubuh adik saya yang tergantung itu,” ucap Weta.
Menurut Weta, Sasih merupakan orang yang pendiam.
Dia tak pernah sama sekali menceritakan permasalahan yang dihadapi.
Namun dia mengungkapkan adiknya tersebut dalam keadaan terlilit utang.
Sementara dalam waktu dekat ini adiknya wajib menggelar ritual tiga bulanan anaknya.
“Selama ini, orangnya pediam. Kemungkinan adik saya mengambil jalan seperti ini, karena permasalahan ekonomi,” ungkap Weta.
Kapolsek Tegalalang, AKP Putu Gede Ardana mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Tegalalang, tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Namun, terkait penyebab korban nekat menghakhiri hidupnya, masih diselidiki pihaknya.
Sebab ada ironi dalam kasus ini, seharusnya korban berbahagia.
Sebab dalam waktu dekat ini anaknya memasuki usia tiga bulan, yang selalu dinanti-nanti oleh para orangtua.
“Berdasarkan pemeriksaan medis, tidak ada tanda kekerasan. Penyebabnya masih kami selidiki. Katanya dalam waktu dekat ini, korban nelung bulanan anak pertamanya."
"Seharusnya itu sebuah kebahagiaan. Tapi kok yang bersangkutan malah mengakhiri hidupnya,” ucap Ardana. (*)