Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dini suciatiningrum
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Pihak pengurus Pondok Pesantren Modern Selamat akhirnya buka mulut terkait insiden yang menewaskan siswa sekaligus santri ponpes, Dimas Khilmi (18), Kamis (12/1/2017) di asrama pesantren.
Tiga pengurus pesantren juga menunjukkan lokasi penganiayaan di asrama putera, Blok I 458.
"Dalam kamar ini korban meninggal," ujar Koordinator SDM pesantren, Alif setiawan menunjukkan kamar yang terkunci gembok.
Alif mengatakan, dalam satu kamar dihuni delapan santri. Saat kejadian, korban mendatangi kamar pelaku ketika semua penghuni kamar bersiap tidur.
Entah bagaimana, korban dan pelaku MA (16) cekcok dan berkelahi hingga membuat Dimas terkapar.
"Saya tidak tahu bagaimana kondisi Dimas saat itu, sebab anak-anak sudah menggotong Dimas ke unit kesehatan sekolah," paparnya.
Karena tidak sadar, pihak pondok melarikan Dimas ke rumah sakit RSUD Soewondo Kendal yang berjarak 3,5 km dari pesantren.
"Saya tidak tahu apakah Dimas meninggal saat perjalanan atau di rumah sakit, yang jelas saat masih di pondok, dia masih bernafas," imbuhnya.
Sementara, Kepala Sekolah SMA Pondok Pesantren Modern Selamat, Ari Isnaini mengatakan, motif yang menyebabkan perkelahian karena permasalahan kedisiplinan.
Korban mendatangi pelaku di kamar karena tidak terima MA lolos dari sanksi sekolah, padahal Dimas ikut melanggar peraturan sekolah bersama empat teman korban yakni merokok di area pesantren.
"Dari saksi katanya perkelahian tersebut berlangsung singkat," terangnya.
Meski tidak ada kamera CCTV di lingkungan ponpes, Ari mengklaim bahwa keamanan asrama sudah ketat dengan adanya jam malam yang melarang santri ke luar kamar di atas pukul 22.00 WIB.
Tiap satu jam, petugas keamanan selalu berkeliling asrama.
"Kalau keluar kamar dengan alasan ke kamar mandi kan bisa atau pas nunggu penjaga lewat," kata dia.
Ari mengatakan, dengan adanya peristiwa tersebut pihaknya akan memperketat lagi jam malam, serta menugaskan penjaga keamanan untuk mengecek asrama tiap setengah jam.
Pemilik yayasan Pondok Pesantren Selamat, Slamet Soemadyo menambahkan, pada prinsipnya pihaknya akan menyerahkan kasus tersebut pada pihak yang berwajib.
Slamet mengatakan kematian seseorang bisa kapan saja, tidak bisa direncanakan. Seperti halnya peristiwa perkelahian santri di lingkunganya.
"Ini kan spontanitas tidak direncanakan pertengkaran antara anak dan anak," imbuhnya.
Slamet menegaskan keamanan dan pengawasan pondok sudah maksimal, saat kejadian pelaku mencari tempat yang tidak terpantau.
Seperti diberitakan sebelumnya, seoarang santri bernama Dimas Khilmi, Pelajar kelas XI SMA Pondok Modern Selamat, Warga Dukuh tengah, Desa Batusari, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, ditemukan meninggal dunia di asrama pondok setempat, Kamis (12/1/2017) malam.
Menurut keterangan perwakilan Humas RSUD Suwondo Kendal, Mochamad Wibowo, korban dibawa ke RSUD oleh pihak pondok, Kamis (12/1/2017) sekitar pukul 22.30 WIB.
Saat itu, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Korban hanya mengalami luka di bagian pelipis," kata Wibowo, Jumat (13/1/2017).
Wibowo menambahkan, pihaknya belum tahu pasti penyebab kematian santri tersebut.
Dari pihak pondok hanya mengatakan bahwa santri tersebut ditemukan sudah dalam kedaan jatuh dari tangga.