Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
SOREANG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pada 2017 Indonesia dipastikan tidak akan mengimpor beras.
Para petani Indonesia saat ini sudah mampu meningkatkan produksi pertaniannya sehingga stok beras sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita tidak impor beras lagi sekarang. Padahal tahun lalu ada El Nino dan La Nina terparah sepanjang sejarah. Tapi karena kerja keras kita, kita tidak usah mengimpor beras," kata Andi dalam acara Percepatan Gerakan Tanam dan Panen Serentak Padi, Jagung, dan Kedelai 2017 di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (21/1/2017).
La Nina dan El Nino dua tahun ini menyebabkan sejumlah negara khususnya Asia Tenggara gagal panen. Jika pun Indonesia mengimpor tetap sulit karena negara-negara penghasil beras gagal panen.
Dikatakan Amaran impor jagung pada 2016 turun 66 persen, artinya para petani menyelamatkan puluhan triliun rupiah. Jika produksi beras, jagung, dan kedelai, tahun ini tercapai kembali, pada 2018 Indonesia tidak usah mengimpor beras, jagung, dan kedelai.
Peningkatan produksi beras ini dilakukan lewat penerapan sejumlah program, yakni pengadaan asuransi pertanian, pemberian bantuan teknologi, jaminan kerja bagi para petani dari pemerintah, penggunaan lahan tidur untuk pertanian, serta penggalangan para pemuda untuk masuk sektor pertanian.
Alat-alat pertanian yang digunakan para petani dari bantuan pemerintah ini dibuat oleh anak bangsa. Contohnya, traktor, hand traktor, mesin panen, dan mesin tanam otomatis.
Dalam lima tahun ke depan, ditambahkan Amran, alat dan mesin yang digunakan para petani berasal hasil produksi dalam negeri.
Menetri Amran memberikan 75 ton benih beras hibrida dan 25 pompa air kepada Kabupaten Bandung. Ia mengapresiasi Kabupaten Bandung dapat memproduksi beras dan jagung sampai surplus.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, mengatakan periode April hingga Sepember 2016, Kabupaten Bandung menargetkan produksi padi sebesar 27.912 hektare, sedangkan realisasinya mencapai 39.612 hektare atau terealisasi 141,9 persen dari target.
Sedangkan pada masa tanam Oktober 2016 sampai Maret 2017, ditargetkan produksi padi sebesar 54 ribu hektare. Sedangkan sampai Januari 2017, terhitung 30 ribu hektare di antaranya telah dipanen.