News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Antraks

Bocah Asal Sleman Meninggal Terjangkit Antraks, Sempat Mandi di Sungai

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jenazah bayi

Rukmono Siswihanto, Direktur Medis dan Keperawatan RSUP Sardjito menambahkan, sampel itu kini telah dikirim ke Kementerian Kesehatan.

Pengujian sampel akan dilakukan guna menegaskan penyebab kematian si anak. "Masih suspect sampai nanti ada konfirmasi dari Kementerian Kesehatan muncul," tegas Rukmono.

Selain kasus di Godean, Sleman, seorang warga Pedukuhan Ngaglik, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, DIY, terindikasi terjangkit antraks telah meninggal dunia awal Januari 2017.

Gejala penyakit antraks sudah dialami sedikitnya 16 warga sejak sebelum kejadian sapi ternak yang mati mendadak.

Pedukuhan Ngaglik Sleman merupakan wilayah asal di mana ditemukan sapi mati mendadak karena terjangkit antraks. Sebanyak 10 dari 16 warga Purwosari terindikasi penyakit tersebut berasal dari pedukuhan ini.

RSUP dr Sardjito aman

Dugaan penyakit antraks yang menyebabkan anak berinisial H (8) terungkap pascatersebar surat pemberitahuan berlogo RSUP Sardjito kepada Kepala Dinas Kesehatan Sleman menjadi viral.

Pihak RSUP Sardjito menegaskan masih melakukan menelusuri asal usul surat tersebut. Karena bentuk surat yang beredar viral berbeda dengan surat resmi yang dikeluarkan instansinya.

"Kalau surat resmi itu (logo pada kop surat kanan dan kiri) full colour," ungkap Tresno Heru Nugroho, Humas RSUP Sardjito.

Serta tandatangan di surat resmi RSUP Sardjito menggunakan tinta berwarna biru. Sedangkan yang beredar viral logo pada kop surat dan tandatangan berwarna hitam. Kemudian stempel itu terlihat stampel basah.

Jika memang surat tersebut hasil fotokopi maka bagian stempel seharusnya juga berwarna hitam. Oleh karena itu pihaknya kini masih menelusuri surat yang beredar viral tersebut.

Manajemen menegaskan, RSUP dr Sardjito aman dikunjungi dan membantah bila ada 15 pasien suspect antraks dirawat di rumah sakit milik pemerintah tersebut.

Direktur Medis dan Keperawatan RSUP dr Sardjito dr Rukmono Siswihanto menegaskan, RS aman untuk dilakukan pelayanan kesehatan dan jenguk pasien rawat inap.

"Walaupun ada pasien suspect antraks, bukan berarti akan terjadi penularan dan penyebaran virus atau bakteri antraks," ujar Rukmono. (TRIBUN JATENG CETAK/TRIBUN JOGJA)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini