TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Setelah dirantai selama 33 tahun, Giran (55) penderita gangguan jiwa akhirnya dirujuk ke RSJ Lawang.
Giran diberangkatkan menuju RSJ menggunakan mobil ambulans, Senin (23/1/2017).
Saat dilepas dari rantainya, kondisi Giran warga Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri juga sudah bersih.
Sebelum berangkat Giran telah dimandikan ibunya Mbok Mariyem (75).
Giran juga memakai celana pendek serta baju lengan pendek.
Di dalam mobil ambulans yang membawanya ke RSJ Lawang tangannya sudah tidak dirantai lagi.
Giran juga sudah dapat diajak berkomunikasi. Malahan Giran membawa bekal selama di perjalanan berupa sebungkus krupuk kesukaannya.
Penderita jiwa itu juga didampingi petugas puskesmas serta keluarganya.
Remaja di Tanah Datar Lecehkan Kitab Suci, Akui Disuruh Orang, Diupah Rp 50 Ribu, Kejiwaan Diperiksa
Viral Remaja Lecehkan Kitab Suci di Tanah Datar, Disuruh Orang Demi Rp50 Ribu, Kejiwaannya Diperiksa
Petugas tidak khawatir penderita gangguan jiwa ini mengamuk selama di perjalanan karena sebelumnya telah mendapatkan obat penenang.
Giran bakal menjalani perawatan di RSJ Lawang yang menjadi tempat penderita dirujuk.
"Orangnya kooperatif dan manut saat kami bawa dengan mobil ambulans ke RSJ Lawang," ungkap Edi dari staf Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupatan Kediri.
Sementara pengobatan selama di RSJ Lawang telah ditanggung dengan Jamkesda Pemprov Jatim.
"Semua pasien jiwa korban pasung pengobatannya ditanggung provinsi," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Giran sudah 33 tahun dirantai dekat kandang sapi dalam kondisi telanjang bulat.
Namun sejak kasusnya diberitakan SURYA.co.id, mulai ada perhatian dari pihak terkait serta akhirnya dirujuk ke RSJ Lawang.
Sementara Arif Witanto, Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jatim bersyukur petugas tim pembebasan pasung.
Sehingga Giran yang dirantai selama 33 tahun dapat merasakan penanganan petugas medis.
"Kami berterima kasih Pak Giran sudah ditangani dengan baik serta dirujuk ke RSJ Lawang. Mudah-mudahan pasien bisa disembuhkan dan kondisinya tidak semakin memprihatinkan," ungkapnya. (Didik Mashudi)