"Kalau soal makan dan pakaian, Pemerintah Arab Saudi dan KJRI menjaminnya. Jadi saya rasa, mereka tertekan dengan kondisi ini," tandasnya.
Sebelumnya, 31 Desember 2016, pramugari menanyakan isi tas Tri. Umi yang saat itu berada di sebelah Tri, menjawab dengan bahasa indonesia, "Kalau dari Arab ya bawa oleh - oleh, masa bawa bom".
Niatan Umi itu hanya bercanda dengan pramugari tersebut.
Hal sepele itu justru jadi bumerang. Pramugari melapor ke kokpit, dan pilot Royal Brunei Airlines langsung menghubungi petugas kemanan dan otoritas bandara.
Penerbanangan didelay.
Pilot minta ada screening ulang atau pemeriksaan ulang untuk memastikan keberadaan bom itu hingga berujung penahanan terhadap kedua jemaah umroh tersebut.