News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesaksian Penghuni Panti 'Neraka:' Sudah 32 Orang Meninggal Selama 10 Tahun

Penulis: Budi Rahmat
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andi menunjukkan luka bakar akibat disiram air panas bercampur cabai rawit kepada rombongan Dinas Sosial Riau, Lembaga Perlindungan Anak Riau, yang datang ke panti jompo, lansia dan orang gila yang dikelola Yayasan Tunas Bangsa di Kilometer 20 Lintas Timur, Tenayan Raya, Pekanbaru, Minggu (29/1/2017) siang. TRIBUN PEKANBARU/BUDI RAHMAT

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Selama sepuluh tahun hidup di dalam panti jompo, lansia dan orang gila yang dikelola Yayasan Tunas Bangsa, Andi menyaksikan hal mengerikan.

Andi satu dari 19 orang penghuni panti jompo di Kilometer 20, Jalan Lintas Timur, Tenayan Raya, Kota Pekanbaru Riau. Ia pernah mendapat siksaan selama sepuluh tahun hidup di sana.

Selain pernah ditendang dan punggungnya disiram petugas panti menggunakan air panas bercampur cabai rawit, Andi mengetahui sudah 32 orang meninggal di sana diduga salah urus.

"Orang yang meninggal itu dibiarkan sekarat. Tidak dibantu," Andi membeberkan cerita itu kepada rombongan Dinas Sosial Riau dan Lembaga Perlindungan Anak Riau, Minggu (29/1/2017) siang.

Dikatakan dia, semua penghuni yang meninggal dikuburkan di Palas, Pekanbaru.

Baca: Polisi Periksa Pengelola Yayasan Tunas Bangsa di Polresta Pekanbaru

Baca: Cerita Perempuan Muda Hamil di Panti Asuhan Tunas Bangsa

Baca: Penghuni Panti Jompo Disiram Air Panas Bercampur Cabai Rawit

Baca: Balita Zikli Muntah dan Keluar Cacing dari Mulutnya

Baca: Misteri Yayasan Tunas Bangsa, Tulang Belulang Hingga Temuan Tengkorak

Ia begitu fasih menceritakan kondisi yang dialami penghuni selama menetap di sana. Alih-alih hidup diperhatikan justru panti tersebut tak ubahnya neraka bagi mereka. 

Cerita kekejaman lain yang Andi beberkan terkait pengelola panti yang sengaja mengambil perempuan hamil dengan iming janji-janji.

"Perempuan hamil yang dikatakan gila di bawa ke sini. Ditunggu sampai melahirkan. Anaknya diambil sedangkan yang perempuan dikurung di panti," kata dia.

Wajah Andi diliputi ketakutan, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan tak ada petugas panti yang mendengar dan memelototinya.

Emosinya sempat meledak kala Andi mengingat penyiksaan yang dialami dirinya dan kawan-kawan di panti tersebut.

Pantauan Tribunpekanbaru.com, bangunan tersebut terdiri sepuluh kamar yang masing-masing berukuran 3x3 meter, berpintu teralis besi. Tiap kamar diisi dua sampai tiga orang.

Di tiap-tiap kamar terdapat satu toilet yang sama sekali tidak bersekat. Di sana tersedia air seember berkeruh dan berminyak untuk minum, mandi, dan cuci kakus penghuni.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini