Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Riau membongkar lubang mencurigakan di dalam bangunan Panti Asuhan Tunas Bangsa di Jalan Singgalan V, Tenayan Raya, Minggu (29/1/2017).
Lubang tersebut berada di bagian samping di dalam ruangan yang juga terdapat bangunan kolam renang berbentuk huruf L.
Lubang itu dicurigai setelah tidak ada kejelasan terkait pemanfaatannya.
Dari pemeriksaan saksi pengelola panti, lubang yang dibeton persegi empat dengan perkiraan ukuran 1,5x1,5 meter tersebut merupakan tempat pembakaran sampah.
Penggalian dilakukan terkait dengan informasi anak-anak panti asuhan yang hilang.
Hasil penggalian sedalam satu meter, tim DVI tidak menemukan tanda-tanda jasad ataupun tulang manusia.
"Tadi sudah dilakukan pengalian satu meter lebih. Tidak ada tanda-tanda," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto ditemui di lokasi.
Pihaknya saat ini sudah memeriksa sembilan orang saksi terkait dengan perkembangan dari tewasnya balita 18 bulan bernama Zikli.
Selain itu juga menduga adanya anak-anak lain yang tidak diketahui keberadaannya.
"Nanti akan dilakukan gelar perkara. Akan dipastikan siapa tersangkanya," kata Susanto.
Baca: Balita Tewas di Yayasan Tunas Bangsa hingga Penghuni Panti Jompo yang Tak Terurus
Timbunan Mencurigakan
Selain di panti asuhan di Jalan Singgalang V, Timbunan mencurigakan juga tampak di dalam salah satu bangunan di panti jompo, lansia dan pemeliharaan orang gila di Kilometer 20 Lintas Timur Tenayan Raya.
Dari penelusuran Tribun Pekanbaru (Tribunnews.com Network), timbunan mencurigakan tersebut ditemukan beberapa warga yang ikut saat proses evakuasi penghuni oleh Dinas Sosial Riau, Minggu siang.
Timbunan tersebut berada di dalam bangunan paling ujung dari sepuluh bangunan yang sebelumnya dipakai untuk orang gila yang berjenis kelamin perempuan.
Namun bangunan tersebut tampaknya sudah lama tidak difungsikan.
Timbunan itu tampak masih baru dan sengaja ditutupi triplek. Namun belum diketahui apakah yang ada di dalamnya.
Sebab, warga menghentikan penggalian menunggu kepolisian.
Ketua RW 07, Zainuddin mengakui ada beberapa informasi yang mencurigakan dari keberadaan timbunan tersebut.
"Saya selama ini mendapatkan berbagai informasi terkait keberadaan panti jompo dan orang gila disini. Makanya wajar jika warga curiga fengan gundukan tanah tersebut," ujarnya.
Di lokasi panti jompo, lansia dan orang gila inilah pada tahun 2008 silam ditemukan tulang belulang dan tengkorak.
Seluruh penghuni di panti jompo, lansia dan orang gila sudah dievakuasi Dinsos ke Rumah Sakit Jiwa Tampan, Pekanbaru.
Keberadaan Yayasan Tunas Bangsa kini muncul ke permukaan pas laporan meninggalnya Zikli balita 18 bulan.
Dari kematian yang tidak wajar, keberadaan Yayasan Tunas Bangsa terus menjadi sorotan terkait ketidaklayakannya.
Yayasan ini memiliki beberapa panti yang terpencar di beberapa lokasi di Pekanbaru.
Mulai dari panti asuhan, panti jompo sampai pemeliharaan orang gila.
Baca: Fasilitas Panti Jompo di Yayasan Tunas Bangsa Tak Layak, Kondisi Penghuninya Memprihatinkan
Keberadaan panti-panti ini justru menyimpan berbagai pertanyaan dan kecurigaan.
Mulai dari anak-anak panti asuhan yang tidak pernah tampak remaja meski sudah diasuh sejak puluhan tahun, ketidakwajaran perlakuan pada penghuni panti.
Anak-anak diasuh di panti asuhan di Jalan Singgalang V dalam kondisi yang memprihatinkan.
Lokasi yang kumuh dan banyak terdapat makanan yang sudah habis masa edar kemudian kamar yang berantakan dan bercampur dengan tumpukan kain.
Bagi yang lansia dirawat di panti jompo di Jalan Cendrawasih.
Kondisinya memprihatinkan dengan pola asuh dan perawatan yang jauh dari kata layak.
Bahkan lansia yang memakan kecoa pun dibiarkan.
Kemudian panti orang gila juga tidak jauh berbeda.
Mereka ditempatkan dalam bangunan 3x3 meter dengan kenyataan toilet tempat buang air besar di dalam ruangan itu juga tampa ada sekat.
Air minum ditempatkan di dalam ember yang sekaligus untuk cuci dan kakus. Kondisi air berminyak dan jauh dari kata bersih.