TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Tarif parkir bus samapi Rp 200 ribu untuk dua jam pertama di selatan Benteng Vredeburg, dekat kawasan Malioboro, disikapi reaktif oleh netizen.
Menurut sejumlah penghuni jagad unggah-ungguh tindakan juru parkir liar tersebut seolah mencoreng citra Yogyakarta yang selama ini warganya dikenal santun dan mengedepankan nilai-nilai budaya.
Menanggapi masalah tersebut Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Wirawan Haryo Yudho, mengaku geram dengan aksi pungutan liar para juru parkir nakal.
Masalah ini terus saja berulang, padahal ia sudah sering memberi peringatan dan tindakan kepada juru parkir yang menyalahi aturan.
"Sebenarnya sudah ada surat pernyataan dari pengelola, tapi kok selalu begini," ungkap Wirawan kepada Tribunjogja.com pada Senin (20/2/2017).
Baca: Juru Parkir Liar Patok Rp 200 Ribu Sambil Marah Coreng Citra Yogyakarta
Baca: Sikapi Tarif Parkir Rp 200 Ribu Dekat Malioboro, Netizen Minta Tolong Sri Sultan
Di kasus yang viral di media sosial ini Wirawan juga tak membenarkan tindakan sopir bus Dunia Wisata Malang yang memilih parkir di depan kantor Bank Indonesia.
Lokasi tersebut hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda dua yang ingin parkir, sedangkan bus telah disediakan di Taman Senopati dan Ngabean.
Kemungkinan, bus-bus yang parkir di selatan Malioboro sudah ada kesepakatan dengan juru parkir.
"Jadi kita (pemerintah, red) harus bagaimana karena di depan BI memang bukan untuk bus. Itu sudah pungutan liar," ia menegaskan.
Wirawan mengaku akan memperingatkan pengelola parkir di lokasi tersebut. Sedangkan tiga orang yang tertangkap kamera diduga menarik pungli bukan wewenangnya.
"Kami akan memperingatkan dan menindak pengelolanya. Kalau yang gambarnya beredar itu biar jadi urusan polisi karena sudah pungli," kata Wirawan.