Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Jebolnya tanggul Sungai Pemali menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Brebes dan merendam ratusan hektare lahan bawang merah.
Asosiasi Bawang Merah Indonesia memprediksi harga bawang merah akan bergejolak akibat tak sedikit petani gagal panen bawang merah karena lahannya tergenang banjir.
Ketua ABMI, Juwari, menyatakan Brebes merupakan sentra produksi bawang merah yang mencukupi sepertiga kebutuhan nasional. Banyaknya lahan pertanian bawang merah yang terancam gagal panen akan berpengaruh harga di pasaran.
"Terendamnya lahan bawang merah yang bisa mengakibatkan gagal panen jelas berpengaruh pada harga bawang merah di pasaran," kata Juwari, Selasa (21/2/2017).
Apalagi, lanjutnya, saat ini menjelang panen raya. Sehingga, produktivitas panen bawang merah akan menurun drastis pada panen kali ini.
Menurut dia usia bawang merah saat ini rata- rata sudah mencapai sebulan hingga 45 hari. Jika petani memanen lebih dini, hasilnya tidak maksimal. Jika tetap dibiarkan akan terendam air dan bawang membusuk.
"Saat petani mengalami gagal panen, tidak ada solusi yang bisa ditawarkan untuk meminimalisir kerugian. Tinggal menikmati kerugian itu," ia menjelaskan.
Sementara, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Kabupaten Brebes, Masrukhi Bachro, mengatakan banjir membuat produksi pertanian membusuk dan mempengaruhi hasinyal.
"Produktivitas hasil pertanian akan merosot tajam. Banjir kali ini ada ribuan hektare lahan yang terdampak, artinya ada puluhan miliar rupiah kerugiannya," kata Masrukhi.
Menurut Masrukhi terendamnya ribuan hektare lahan bawang merah akan berpengaruh pada tingkat produksi baik di daerah maupun nasional.
Apalagi, lahan yang terendam banjir berada di sentra produksi bawang merah di Brebes, yakni di Kecamatan Brebes, Wanasari, dan Jatibarang.
"Agar petani tidak terlalu rugi, seharusnya ada bantuan bibit, jika memang tidak ada kompensasi kerugian," ia menambahkan.