TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - SeorangĀ guru pendidikan jasmani dan kesehatan SMAN 6 Bandung Agung Prasetiana dan sejumlah muridnya menyaksikan detik-detik ledakan bom di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, Senin (27/2) pagi.
Beberapa muridnya bahkan sempat mengejar pelaku yang kemudian melarikan diri ke kantor Kelurahan Arjuna, yang jaraknya hanya beberapa puluh meter dari lokasi ledakan.
Agung yang saat itu berada tidak jauh dari lokasi, awalnya mendengar suara ledakan mirip kompor gas. Ketika menoleh ke arah ledakan, Agung melihat pelaku terjatuh terkena efek ledakan.
Ia melihat pelaku seperti pingsan, tapi bangkit kembali sekitar 10 detik kemudian. "Si pelaku kena dampak bomnya, pingsan beberapa detik. Pas bangun sempoyongan, orang di sekitar pada teriak teroris. Lalu pelaku lari ke arah kantor Kelurahan Arjuna," ujar Agung, saat ditemui di SMAN 6 Bandung, Senin (27/2).
Setelah pelaku lari, ia melihat kedua siswanya yang bernama M Syafii Nurhikmah dan Lupy Muhamatullah mengejar pelaku. Agus panik karena khawatir keselamatan beberapa siswanya yang melakukan pengejaran kepada pelaku.
"Yang lain pada ikut ngejar. Saya jadi panik. Saya sudah melarang siswa mengejar pelaku takutnya disandera karena pelaku bawa pisau," ungkapnya.
Agung bersama sekitar 90 siswa kelas 11 SMAN 6 Bandung lebih dulu berada di lapangan Pandawa pukul 08.00 untuk berlatih softball. Saat itu dia ia tidak melihat pelaku ada di sana.
Sekitar 15 menit kemudian ia melihat seorang pria membawa ransel. "Yang mengejar pelaku itu, Syafii atlet silat. Sedangkan Lupy atlet lempar lembing," katanya.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandwo menyebutkan sebelum menambak pelaku, polisi telah berupaya melakukan pendekatan persuasif.
"Sudah tiga kali dilakukan persuasif. Keempat kalinya tidak mau dan membahayakan keselamatan masyarakat dan anggota. Lalu kami melakukan tindakan represif," katanya.
Sedang Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus menyebutkan, pelaku dilumpuhkan petugas setelah ditembak. Peluru petugas bersarang di bagian perut pelaku. "Satu peluru dibagian perut," kata Yusri. (tribun jabar/dra/sam/ee/rif)