Sebanyak 31 TKP yang dilakukan Rifki Jibri dkk, antara lain Jl Undaan, Mayjen Sungkono, Ngagel, Kertajaya, Diponegoro, Ambengan, Biliton, dan Manyar.
Kelompok ini biasa beropersi di bawah pukul 23.00 WIB untuk menghindari patroli dari petugas.
Jika ada petugas yang berpatroli, ada pelaku yang memberi kode dengan membunyikan bunyi klakson motor.
“Pelaku bersama komplotannya selalu membekali diri membawa senjata tajam dan pentungan kayu. Kami melakukan tindakakan tegas dengan menembak tersangka Rifki Jibril ketika dilakukan penangkapan. Dari kelompok ini, sudah ada tujuh pelaku yang ditangkap, lainnya masih dilakukan pengejaran. ," ucap Shinto.
Tersangka Rifki Jibril mengaku, biasa berkumpul di dekat GOR Pancasila Surabaya sebelum beraksi.
Setelah berkumpul, dirinya bersama kelompoknya mencari sasasar di jalan-jalan yang situasainya memungkinkan menjambret.
"Saya sudah melakukan kejahatan menjebret mulai 2014. Lokasinya di beberapa wilayah Surabaya dan paling aman menjabret di sekitar Jl Manyar dan Kertajaya," aku Rifki.
Pria yang mengaku sudah punya tiga anak ini menuturkan, dirinya kadang berperan sebagai joki motor ataun eksekutor merampas barang korban. Sebelum beraksi, dirinya dan temannya juga kadang membawa sajam dan pentungan kayu.
"Seingat saya sudah melukai tiga korban yang melawan. Baru kali ini tertangkap polisi," tutur Rifki.
Dia mengatakan, hasil kejahatan dipakai untuk kebutuhan hidup. Selain dipakai keperluan keluarga, uang hasil curian dipakai membeli baju dan barang lainnya. fat