TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Hari Senin (20/3/2017) besok pengemudi angkot di Surabaya yang tergabung dalam Serikat Pekerja Transport Indonesia (FSPTI) Surabaya batal menggelar aksi mogok.
Mereka memastikan, angkot-angkot di Kota Surabaya tetap akan beroperasi melayani warga.
"Kami tidak jadi turun jalan dan menggelar aksi pada Senin (20/3/2017) siang. Teman-teman tetap bekerja seperti biasa," Ketua Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (FSPTI) Surabaya, M Subekti, menjawab Surya, Minggu (19/3/2017).
Dia menambahkan, para pekerja transportasi angkot di Surabaya tidak ingin citra mereka tambah jelek di mata warga Surabaya dengan menggelar unjuk rasa. Jika mereka mogok kerja, masyarakat akan menilai mereka membuat susah warga.
"Awalnya kita memang mau demo, tapi setelah melakukan rapat kordinasi dengan kepolisian, para pengurus dan anggota akhirnya tidak jadi," tutur Subekti.
Sebagai gantinya, perwakilan pekerja transport akan menemui Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (20/3/2017) malam.
FSPTI akan mengirim 100 perwakilan untuk bertemu dengan Soekarwo.
"Nanti akan naik angkot, jumlahnya 10 sampai 15 armada menuju Grahadi. Kami akan meminta pengawalan dari kepolisian. Agendanya bertemu Gubernur dan menyampaikan berbagai permasalahan terkait angkutan, terutama kehadiran taksi aplikasi online," ucap Subekti.
Menurut Subekti, regulasi trayek transportasi berbasis aplikasi online masih kabur. Berbeda dengan angkutan konvensional yang sudah diatur pemerintah.
Dia juga menegaskan, keberadaan angkutan berbasis aplikasi online di Surabaya harus dibatasi.
"Ini yang nanti akan kami sampaikan ke Pak Gubernur (Soekarwo). Di lapangan banyak ditemukan angkutan online tidak memakai aplikasi, sehingga tidak jauh dengan angkutan konvensional. Senenaknya mereka mengambil penumpang tampa ada ketentuan trayek," cetus Subekti.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Mohammad Iqbal secara terpisah menyaakan, pihaknya akan memberi pengawalan dan pengamanan bagi pekerja taransportasi mulai berangkat, saat di Grahadi sampai pulang.
Iqbal menuturkan, ada sekitar 300 perwakilan pekerja transportasi yang bakal bertemu Gubernur Jatim. Selain dari FSPTI Surabaya, perwakilan juga datang dari Kominitas Angutan Kota Surabaya (KKS).
"Kami akan kawal teman-teman asosiasi dan organisasi pekerja angkutan. Warga Surabaya juga tidak perlu khawatir, karena memang tidak ada demo Angkot atau Lyn," tutur Iqbal.