Condro menyatakan, pada leher korban terdapat luka akibat benda tajam sepanjang 10 sentimeter.
Pada Jumat siang, puluhan siswa SMA Taruna Nusantara diboyong ke Markas Polres Magelang menggunakan bus sekolah.
Turun dari bus, mereka segera masuk ke ruangan Satuan Reskrim.
Diduga, mereka diboyong ke mapolres untuk diperiksa sebagai saksi kasus pembunuhan Krisna Wahyu.
Selama para siswa SMA Taruna Nusantara diperiksa, penjagaan ruang Satreskrim Polres Magelang Media dilarang mendekati ruangan pemeriksaan.
Pihak SMA Taruna Nusantara belum berkomentar banyak tentang peristiwa yang menimpa Krisna.
"Masih ditangani polisi, saya juga masih menunggu konfirmasinya," ujar Juru Bicara SMA Taruna Nusantara, Cecep Iskandar, saat dihubungi Tribun Jogja.
Baca: Pernyataan Sikap Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara
"Kami tidak tahu persis kenapa dan apa yang terjadi, Polres yang paling tahu dan masih diselidiki dan masih berlangsung. Kami semua sedang menunggu," imbuhnya.
Adalah Riyanto, pengasuh siswa, yang menemukan Krisna Wahyu dalam keadaan berdarah.
Pada Jumat dini hari, Riyanto berkeliling barak dan membangunkan siswa agar bersiap-siap melaksanakan salat subuh.
Riyanto lalu melapor ke atasannya yang diteruskan juga ke polisi.
Krisna Wahyu Nur Ahmad merupakan siswa kelas 10 atau kelas termuda.
Krisna lahir di Jakarta 24 September 2002 dan beralamat di Jalan Sumarsana No 12, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jabar.
Pantauan Tribun Jabar pada Jumat siang, rumah keluarga Krisna dalam keadaan sepi. Sebuah mobil Daihatsu Taruna diparkir di halaman rumah.