Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNNEWS.COM, JEPARA - Kelangkaan bahan bakar di Karimunjawa, Jepara, mulai dirasakan setelah kapal pengangkut BBM terbakar.
Musibah kebakaran itu berlangsung lima hari lalu, Jumat (31/4/2017).
Pengelola perjalanan wisata, Fuad (30), sudah memprediksi situasi ini akan terjadi.
Prediksi itu terbukti, sejak tiga hari lalu SPBU Kompak sudah tak lagi melayani kebutuhan BBM warga Karimunjawa.
"Sudah sekitar tiga hari pom bensin tutup, tidak melayani pembelian," jelas Fuad, Rabu (5/4/2017).
Baca: Pertamina Belum Dapat Kapal Pengangkut BBM ke Karimunjawa yang Penuhi Standar
Fuad yang sudah memprediksi kelangkaan bahan bakar itu sigap mengantisipasinya.
"Pas ada kabar kapal mbledos (terbakar), saya langsung beli bensin 25 liter dari SPBU untuk cadangan," imbuhnya.
Namun, stok tersebut sekarang tinggal tersisa sekitar 5 persen saja.
Jika cadangan ini habis dan tak ada pengecer yang menjual bensin, Fuad tak bisa melayani permintaan sewa motor atau mobil dari wisatawan.
"Sulit BBM, ya, jalan kaki. Sekarang saya masih ada cadangan 5 persen lagi," ujar dia.
Warga lain, Trisno, menyebut persediaan BBM di satu-satunya SPBU yang ada di Karimunjawa sudah kosong.
Penjual eceran juga mulai mulai membatasi pembelian BBM, maksimal hanya dua liter per kendaraan.
"Warga yang sudah membeli bensin, tak boleh membeli lagi pada hari yang sama," ujar Trisno.
Padahal warga berharap keberadaan SPBU di Karimunjawa bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan BBM. (*)