Bangunan peneduh itu melindungi Mbah Fanani dari terik dan hujan.
Selama merawat Mbah Fanani, Ono merasakan sejumlah keanehan dalam pribadi yang bersangkutan.
Mbah Fanani tak pernah mau makan makanan yang diberi oleh orang yang menemuinya.
Ia hanya mau makan makanan yang disediakan istri Ono.
Satu yang unik, Ono tak pernah tahu di mana atau ke mana Mbah Fanani buang hajat.
Tak hanya itu, Mbah Fanani sangat kebal cuaca ekstrem Dieng.
Meski hawa sangat dingin, ia tak pernah terlihat menggigil.
Padahal orangtua ini tak berpakaian, hanya berselimut sarung.
"Warga asli Dieng saja kedinginan dan berselimut tebal saat puncak musim dingin, sekitar bulan Agustus. Saat itu, Dieng biasa diguyur hujan es dan cuaca sangat dingin," jelas Ono. (bagian ketiga/tamat)