TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kapolrestabes Semarang Kombes Abiyoso Seno Aji terus menelusuri motif pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap dr Nanik Trimulyani Arifin (72), dosen tidak tetap Universitas Diponegoro Semarang.
Berdasarkan keterangan seorang pelaku yang sudah ditangkap (Supardi), polisi menyimpulkan pembunuhan Nanik diduga bermotif perampokan.
"Motifnya memang (diduga) perampokan," kata Abiyoso, saat dikonfirmasi, Minggu (30/4/2017).
Perampokan disertai pembunuhan itu terjadi Minggu (23/4/2017) sekitar pukul 14.00 WIB.
Dokter Nanik baru saja tiba di rumah indekos miliknya di Jalan Plampotan Nomor 58 Semarang, memergoki Suparman (22), yang juga anak penghuni kamas kos.
Saat dipergoki, Suparman sedang mengacak-acak kamar korban, mencari barang berharga.
Mengetahui kejadian itu, dr Nanik menghardik dan berusaha melawan Suparman.
Namun tenaga Suparman lebih kuat. Dokter Nanik dicekik oleh Suparman hingga tewas.
Suparman kemudian meninggalkan jasad Nanik di kamar tersebut.
Di luar, Suparman bertemu Supardi (22) yaitu penjaga indekos milik dr Nanik tersebut.
Supardi diberitahu oleh Suparman bahwa Nanik (pemilik kos) sudah tak bernyawa. Keduanya panik.
Entah bagaimana, dua orang itu kemudian bisa menemukan kunci dan STNK mobil Honda Freed milik korban.
Mereka kemudian tahu bahwa mobil Freed itu terparkir di RS Telogorejo Semarang.
"Mobil ditemukan, lalu mobil dibawa kembali ke rumah. Mayat Nanik dimasukkan ke bagasi belakang. Barang-barang berharga termasuk televisi dan lain-lain milik korban, dimasukkan ke bagian tengah," tambahnya.