TRIBUNNNEWS.COM, KAPUAS HULU - Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) mempunyai daya tarik tersendiri dan menghadirkan keunikan berupa danau dengan hutan satwa serta habitat ikan.
Memiliki luas sekitar 132.000 hektar tinggal di dalaamnya sejumlah sub suku Dayak Iban, Sebaruk, Sontas, Kenyah dan Punan serta suku Melayu.
Kedua komunitas terbanyak Dayak dan Melayu sejak dahulu adalah pengelola TNDS yang melestarikan melestarikan danau dan kehidupan sekitarnya.
Namun sayangnya akhir-akhir ini kehidupan masyarakat sekitar TNDS relatif sulit.
"Selain hasil ikan menurun drastis juga hutan sekitar pemukiman memang tidak dapat dijadikan sumber pendapatan," kata Camat Batang Lupar, Rusdi Hartono kepada Tribunnews Senin (1/5/2017).
Baca: Mau Lihat Ikan-ikan Arwana Hidup di Alam Bebas? Ini Paket Wisata Taman Nasional Danau Sentarum
Rusdi mengatakan, pihaknya bersyukur karena selain pemerintah ada belasan LSM yg melakukan pemberdayaan masyrakat di bidang ekonomi.
"Tapi bantuan yg diberikan itu masih belum merata. Tidak semua desa mendapat bantuan melalui pemberdayaan," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap pihak lain seperti pemerintah pusat dan masyarakat internasional perlu meningkatkan intervensi yang sifatnya pemberdayaan masyarakat.
Ia menyebut sektor pariwisata sebagai pintu masuk dalam hal ini karena masih belum digarap secara optimal.
Baca: Tinjaulah Taman Nasional Danau Sentarum
LSM yang khusus intervensi ke pariwisata menurut camat Batang Lupar masih terbatas.
"Setelah pintu masuk perbatasan Malaysia - Indonesia di buka tercatat sekitar 6.000 wisman masuk ke Indonesia dan sebagian besar dari tetangga Malaysia," kata Untung Sidupa, salah seorang pengiat LSM di kawan itu.
Sebelum perbatasan dibuka dengan fasilitas jalan bagus hanya sekitar 500 orang yang datang berwisata ke Kapuas Hulu termasuk Danau Sentarum.
Diharapkan ke depan hadirnya sektor ekowisata ini makin mensejahtrakan masyarakat secara lebih merata.
Selain pemerataan, kata Untung persoalan lain yang dihadapi masyarakat setempat adalah masalah pemasaran hasil bumi.
"Pemasarannya sangat kurang dan belum digarap dengan strategi yang jitu dan melibatkan masyarakat," katanya.