TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Kepolisian Daerah Riau mengungkap kondisi memprihatinkan di Rumah Tahanan Klas IIB Kota Pekanbaru, yang menjadi salah satu pemicu kaburnya ratusan tahanan pada Jumat (5/5/2017) siang.
Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo mengatakan, salah masalah krusial adalah kelebihan penghuni di rutan.
Hal ini sudah terakumulasi sejak lama, dan akhirnya "meletus" menjadi insiden yang membuat resah masyarakat.
"Ini akumulasi, bisa terkait isi kamar atau jumlah orang yang ada dalam satu kamar. Kapasitasnya 361 orang namun sudah diisi 1.800 orang lebih," katanya.
Di dalam rutan itu, penghuninya adalah tahanan yang menunggu sidang atau belum sebagai narapidana. Di antaranya pada kasus narkotika dan obat-obatan terlarang dan kriminal umum
Guntur mengatakan, kaburnya tahanan itu akibat akumulasi kekecewaan yang telah disampaikan dengan unjuk rasa. Akhirnya tahanan teriak-teriak keluar dari kamar II B hingga mendobrak salah satu pintunya.
Terkait masih adanya tahanan yang di dalam yang juga diduga masih ada yang belum puas, polisi menyiapkan pengamanan. Itu dengan menurunkan satuan setingkat kompi dari Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, 2 SSK Brimob Polda Riau, dan 1 SSK dari TNI.
Saat ini, polisi sesuai perintah Kapolda Riau telah membentuk tim melakukan pemeriksaan di jalan yang dimungkinkan dilewati untuk diamankan ke Rutan. Personel dikerahkan acara maksimal untuk mengejar tahanan yang masih kabur.
"Ada satu SSK polisi berseragam maupun tidak berseragam menyisir Pekanbaru. Karena tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan," tambahnya.
Pihaknya mengimbau untuk waspada dan meningkatkan keamanan lingkungannya. Karena bisa saja dalam upaya pelarian dikatakan ada napi yang mrlakukan tindakan nekat seperti merampas sepeda motor warga.
Sumber: Antara