TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Teroris kini menyasar anggota kepolisian sebagai targetnya. Hal itu terlihat jelas dari kejadian ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Terminal Bus Kampung Melayu, Rabu (24/5).
"Yang terbukti di Jakarta, dari lima anggota kepolisian yang jadi korban, tiga diantaranya meninggal dunia. Dengan jelas, polisi jadi sasaran," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, saat ditemui di sela penggeledahan rumah kontrakan pelaku peledakan bom Kampung Melayu, di Gang Warta-Cibangkong nomor 130/120 RT 2 RW 7, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (25/5/2017).
Yusri mengatakan pengamanan setiap markas komando kepolisian pun diperketat untuk mengantisipasi hal serangan teroris. Setiap anggota kepolisian pun diharuskan bersiaga dan waspada, patroli minimal dilakukan oleh dua orang.
Untuk mengantisipasi ancaman geroris selanjutnya ini, kata Yusri, pihaknya melakukan pemetaan terhadap rangkaian kasus peledakan bom yang belum lama ini terjadi. Diduga, pelaku peledakan bom di Kampung Melayu berkaitan dengan kasus bom di Cicendo dan jaringan teroris yang ditangkap di Purwakarta.
Yusri mengatakan memberlakukan peningkatan status menjadi siaga, dalam menghadapi ancaman terorisme ini. Selain menyiagakan internalnya, pihaknya terus menyelidiki dan melacak kegiatan jaringan teroris ini.
Sebelumnya, polisi membentangkan garis polisi di depan sebuah rumah di Gang Warta-Cibangkong nomor 130/120 RT 2 RW 7, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (25/5). Kabar yang beredar, rumah tersebut dihuni terduga peledak bom di Kampung Melayu.
Yusri Yunus, mengatakan rumah tersebut merupakan kontrakan yang dihuni INS (31), pelaku peledakan bom bunuh diri di Kampung Melayu. Penggeledahan dilakukan oleh Densus 88 dan membawa keluarga pelaku.
"Ini adalah rumah kontrakan yang dihuni pelaku pengeboman di Jakarta, INS. Istri yang bersangkutan kami amankan. Kami masih mengembangkan TKP lain," kata Yusri.
Selain mengamankan istri pelaku untuk melakukan tes DNA, pihaknya mengamankan sejumlah dokumen berupa paspor pelaku dan sejumlah dokumen lainnya. Pihaknya pun telah menghubungi orang tua pelaku. Yusri mengatakan diduga pelaku bom bunuh diri ini memiliki keterkaitan dengan jaringan yang ditangkap di Purwakarta dan bom di Jalan Arjuna. (Sam)