TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kendati masih pelajar, EN (16), asal Jl Bungurasih Dalam Sidoarjo, NM (16), asal Jl Bungurasih Timur Sidoarjo sudah masuk komplotan begal motor.
Kedua pelajar MTs dan SMP di Sidoarjo itu gabung komplotan begal motor yang dipimpin Samsul Arifin (25), asal Probolinggo yang kos di Jl Bungurasih Sidoarjo.
Ketiganya dibekuk Tim Anti Bandit Polsek Wonokromo Surabaya setelah beraksi merampas motor milik A Rochman (21), asal Jl Kedurus Jagal Surabaya di trafick light (TL) Jl Raya Wonokromo, Sabtu (27/5/2017) sekitar pukul 03.00 dini hari.
Kejadian tersebut berawal, ketika korban A Rochman berama temannya Dany Putra (20), asal Jl Kedurus nongrong di Taman Bungkul Surabaya.
Keduanya hendak pulang dengan mengendarai motor Honda Megapro S 6685 CJ dan ternyata dibuntuti komplotan Samsul Arifin yang berjumlah 16 orang.
Begitu sampai di TL Jl Raya Wonokromo, Samsul dan NM menendang dan memukul korban hingga terjatuh.
Selain ditendang dan dpipukuli, kedua korban juga dibacok pakai parang oleh EN yang mengenai tangan dan punggung korban.
"Satu korban sempat kritis akibat luka bacok, tapi bisa diselamatkan setelah petugas mempergoki dan menangkap tiga pelaku. Korban langsung dilarikan ke RSI (Jl Ahmad Yani," sebut Kapolsek Wonokromo Kompol Agus Bahari didampingi Kanit Reskrim Iptu Ristitanto, Minggu (28/5/2017).
Aksi di TL Jl Raya Wonokromo ini bukan aksi pertama yang dilakukan komplotan ini. Komplotan Samsul sudah beraksi di tiga lokasi di Surabaya.
Sebelum di Tl Raya Wonokromo, komplotan ini merampas motor di kawsan Jl MER dan Menanggal.
Ristianto menejelaskan, komplotan ini biasa melakukan aksinya secara berkelompok yang beranggotakan 16 orang.
Yang membuat miris, komplotan ini ada yang masih pelajar dan sementara yang tertangkap dua orang.
"EN biasa membawa sajam jenis parang dalam setiap aksinya. Dia juga tidak segan-segan membacok jika korbannya mempertahankan motor atau melawannya," ucap Ristianto.
Dari penangkapan ini, petugas mengamankan barang bukti sebilah parang, sabuk yang dipakai memukul korban, dan tiga sepeda motor milik korban dan pelaku.
Kini, ketiga pelaku mendekam di sela tahanan Polsek Wonokromo.
EN mengaku, membawa parang saat beraksi awalnya hanya untuk menakut-nakuti korban. Ia dan teman-temannya satu komlotan biasa meminum minuman keras (miras) sebelum beraksi.
"Sudah tiga kali melakukan, semuanya di Surabaya," aku EN.
Dia menuturkan, hasil membegal motor dipakai untuk senang-senang bersama temannya.
"Biasanya untuk belu minuman keras dan dipakai bersama," aku EN. fat