Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO - Temuan bebatuan mirip gong di tegalan warga Dusun Sawangan, Tumenggungan, Selomerto, memantik sejumlah peneliti mengungkap peradaban kuno di baliknya.
Sekretaris Wonosobo Heritage, Andika Dwi Nugroho, mengatakan observasi situs di Dusun Sawangan telah dilakukan sejak 2012 silam.
Setelah memeroleh izin eskavasi dari pemerintah pada 2016, tim bersama warga mulai melakukan penggalian pada November 2016.
"Penggalian kami lakukan secara bertahap dari satu titik melebar ke titik lainnya. Ada bebatuan kuno yang tersebar di permukaan tanah. Namun lebih banyak yang masih terkubur," kata Andika pada Senin (29/5/2017).
Baca: Terungkap Muasal Suara Gamelan Misterius di Wonosobo
Tahap pertama eskavasi, tim memfokuskan penggalian pada sebidang tanah seluas sekitar 4x10 meter persegi dari total lahan seluas sekitar 700 meter persegi.
Batu kuno berbentuk gamelan rupanya bukan satu-satunya benda bersejarah yang ditemukan di lahan tersebut.
Setelah digali hingga kedalaman 30 sentimeter di bawah permukaan tanah ada temuan ratusan artefak berupa pecahan keramik, tembikar dan bebatuan kuno yang sebelumnya terkubur.
Pada kedalaman lebih dari 30 sentimeter tim menemukan batuan acak. Tim juga mendapati sejumlah fragmen menyerupai tatanan batu candi pada kedalaman sekitar 1 meter.
Fragmen tersebut memiliki ukuran, bentuk serta motif beragam. Ada fragmen menyerupai kemuncak candi. Terdapat juga fragmen berlukiskan burung dan tanaman.
"Penggalian baru selesai sekitar 30 persen. Masih banyak objek yang belum tergali," ia menambahkan.
Di antara ratusan artefak tersebut, ada beberapa temuan paling mencengangkan bagi peneliti. Tim menemukan pecahan cawan keramik dari zaman Dinasti Ming, sekitar abad ke-13 Masehi atau zaman pertengahan Majapahit.
Temuan cawan tersebut mengindikasikan, kala itu, sudah terjadi interaksi penduduk setempat dengan peradaban Dinasti Ming.
Tim juga dikejutkan dengan temuan nampan perunggu pada kedalaman sekitar 2,5 meter di bawah permukaan tanah.
Selain batu jenis andesit dan padas, mereka menemukan sejumlah batu olahan yang jarang ditemukan di situs lain.
"Batu olahan ini menakjubkan karena mengindikasikan peradaban saat itu telah mengenal teknologi pengolahan batu, namun bukan bata," ungkap Andika.