Laporan Wartawan Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Amien Rais menanggapi pernyataan jaksa KPK yang menyatakan dirinya menerima aliran dana Rp 600 juta diduga berkaitan dengan tindak pidana korupsi eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.
Ditemui di rumahnya di Condongcatur, Depok, Sleman, Amien mengatakan ia sudah mendapatkan kabar perihal dirinya diduga terlibat kasus korupsi.
Amien mengatakan kejadian ini adalah "berkah yang tersembunyi".
"Dari beberapa informasi sesuai di media, katanya saya dapat aliran dana dari 2003 sampai 2007. Apa pun itu saya terima dengan senang hati, menurut saya ini adalah blessing in disguise," ujarnya Kamis (1/6/2017).
Mantan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) ini tidak berkomentar banyak hari ini perihal kasus itu.
Ia berencana akan menjelaskan duduk perkaranya besok Jumat di rumahnya di Gandaria, Jakarta.
Selain itu, ia juga berencana akan menemui Agus Rahardjo, ketua KPK dan petinggi KPK lainnya pada Seninnya.
"Saya juga akan menyampaikan dan melaporkan mengenai dugaan korupsi dua tokoh besar di negeri ini, yang selama ini tidak diapa-apakan," tukas Amien.
Langkah itu dilakukannya dengan harapan terciptanya kebersihan di negeri ini dari tindak pidana korupsi.
Diberitakan sebelumnya, jaksa KPK menilai mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, terbukti menyalahgunakan wewenang dalam kegiatan pengadaan alat kesehatan guna mengantisipasi kejadian luar biasa tahun 2005, pada Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) Departemen Kesehatan.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai perbuatan Siti menyebabkan kerugian keuangan negara sekitar Rp 6,1 miliar. Dalam surat tuntutan jaksa, sejumlah uang yang diterima sebagai keuntungan pihak swasta juga mengalir ke rekening mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) amien rais.
Menurut jaksa, dalam kegiatan pengadaan alkes untuk mengatasi KLB pada tahun 2005, Siti membuat surat rekomendasi mengenai penunjukan langsung. Ia juga meminta agar kuasa pengguna anggaran dan pejabat pembuat komitmen, Mulya A Hasjmy, menunjuk langsung PT Indofarma Tbk sebagai perusahaan penyedia barang dan jasa.
Awalnya, pada September 2005, Siti beberapa kali bertemu dengan Direktur Utama PT Indofarma Global Medika dan Nuki Syahrun selaku Ketua Sutrisno Bachir Foundation (SBF). Nuki merupakan adik ipar dari mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Sutrisno Bachir.