TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) memberikan usulan tiga nama bakal calon wakil gubernur Jatim kepada DPD Partai Demokrat Jatim.
Ada tiga nama figur berlatarbelakang birokrat hingga politisi yang diusulkan oleh FK3JT kepada ketua DPD Demokrat Jatim, Soekarwo.
Ketiga nama tersebut adalah Wahid Wahyudi, Fattah Jasin, dan Hasan Aminuddin.
Tak tanggung-tanggung, dengan didampingi sekitar 100 perwakilan kiai kampung dari beberapa daerah di Jatim, FK3JT menyerahkan langsung usulan ini ke Gedung Grahadi, kantor Soekarwo yang juga menjabat Gubernur Jatim ini.
Menurut ketua FK3JT, Fahrur Rozi, Demokrat diharapkan dapat mengusulkan bakal calon wakil gubernur yang akan mendampingi bacagub saat ini.
Berdasarkan penjelasan Fahrul, saat ini ada dua nama potensial yang menjadi calon gubernur.
Mereka adalah Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf dan Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa.
"Berdasarkan berita yang beredar saat ini, dua nama ini disebut paling dekat dengan Demokrat, dan salah satunya sudah pasti dicalonkan menjadi calon gubernur," ujar Fahrul saat temu jurnalis di gedung Grahadi, Rabu (14/6/2017).
Menurut Fahrur, karena masing-masing nama merupakan figur berlatarbelakang politisi, sudah selaiknya bahwa pendamping para bacagub tersebut berasal dari birokrat.
"Untuk mengatasi beberapa masalah birokrasi yang tak mungkin diselesaikan oleh gubernur, wakil gubernurnya seharusnya berasal dari unsur birokrat," ujar Fahrur.
Sebagaimana diketahui, ketiga nama tersebut memang merupakan seorang birokrat. Wahid Wahyudi saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.
Kemudian, Fattah Jasin saat ini menjabat sebagai Asisten Pembangunan dan Ekonomi. Serta Hasan Aminuddin yang merupakan anggota DPR RI dan mantan Bupati Probolinggo dua periode.
Selain berlatarbelakang birokrat, ketiga nama ini juga merupakan figur dengan latar belakang Nahdlatul Ulama (NU) yang kuat.
"Beliau-beliau ini sudah NU sejak lahir. Sehingga, sangat cocok untuk latar belakang masyarakat Jatim yang mayoritas warga Nahdliyyin," lanjutnya.
Sayangnya, niat bertemu orang nomor satu di Jawa Timur tersebut di Grahadi urung terlaksana karena Pakde tak berada di tempat.
"Sebenarnya kami membuat janji pukul 15.00 WIB. Namun, karena masih menunggu kiai dari beberapa daerah yang memang jauh, kami terlambat datang di Grahadi," ujar Fahrur pada acara yang berlangsung malam hari ini.
Rekomendasi inipun diberikan kepada perwakilan pemprov.