"Saya juga kaget, sudah buku Mas Herman itu terbit tahub 2010 lalu, sekarang viralnya," tuturnya.
Dikatakannya, kutipan yang menjadi viral media sosial banyak tidak sesuai dengan di buku tulisan Herman Sinung Janutama.
Seperti nama Gaj Ahmada itu tidak ada di buku yang ditulis Herman Sinung Janutama.
"Adanya Gajah Ahmada, misalnya dalam bahasa Sansekerta itu kan Nusantara itu sesungguhnya Nusa Antara, Gajah Mada dalam terminologi yang ditemukan Mas Herman itu Gajah Ahmada, kalau Gaj Ahmada itu menyalahi susatra jawa," tandasnya.
Ashad mengaku tidak mengenal Arif Barata yang menjadi rujukan soal Gaj Ahmada sehingga viral di media sosial.
"Arif Barata yang menjadi sumber banyak viral itu saya tidak kenal, selama kegiatan kajian-kajian itu juga tidak nampak. Ada nama Arif Barata, tetapi lain. Saya kenal dan saat ini masih menjadi staf saya," pungkasnya.
KOMPAS.com/KONTRIBUTOR YOGYAKARTA, WIJAYA KUSUMA
Artikel ini sudah dipublikasikan di KOMPAS.com dengan judul: Penjelasan Muhammadiyah Kota Yogyakarta soal Gaj Ahmada yang Viral