Laporan wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Wali murid SD 3 Prambatanlor, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, merasa kesal. Mereka tak mencairkan uang tabungan anaknya.
Makanya, mereka datang ke sekolah untuk meminta pertanggung jawaban, Selasa (20/6/2017). Namun, belum ada kejelasan apapun yang mereka terima terkait hal itu.
"Sudah dua jam di sini, tapi belum ada kejelasan, bahkan kepala sekolahnya juga tak ada," ujar Sumirah, seorang wali murid SDN 3 Prambatan.
Sumirah punya dua anak yang menimba ilmu di sekolah dasar tersebut. Masing-masing anaknya punya tabungan sebesar Rp 1.150.000.
"Anak saya kelas IV dan kelas V, kemarin-kemarin kalau habis pembagian raport tabungan siswa memang diambil, ya untuk membeli keperluan anak-anak memasuki tahun ajaran baru," lanjutnya.
Namun, saat ini ia malah kesulitan mengambil duit tabungan tersebut. Situasi kemudian memanas tatkala kepala sekolah tak menunjukkan batang hidungnya untuk memberi penjelasan.
"Undangan pencairan tabungan jam 08.00, tapi sampai jam 10.00, enggak bisa diambil, alasannya uang dibawa kepala sekolah. Sampai sekarang, kepala sekolahnya enggak ada," terangnya.
Tadi, katanya menambahkan, petugas bagian pencatatan tabungan pingsan. Diduga karena shock.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kudus, Kasmudi, sampai turun tangan. ia datang untuk menenangkan wali murid yang cemas tak bisa ambil tabungan.
"Ini akan kita carikan dana talangan, agar semua tabungan yang hendak dicairkan bisa diambil," katanya.
Terdapat 133 siswa di sekolah tersebut. Dari sejumlah itu, total tabungan siswa yang terkumpul mencapai sekitar Rp 65 juta. Namun, dana yang ada hanya Rp 20 juta.
"Kekurangannya Rp 45 juta. Seluruh uang dibawa secara pribadi oleh kepala sekolah, tidak secara kolektif disetorkan ke lembaga keuangan resmi," ucap Kasmudi.
Oleh karena itu, tegas dia, kisruh pencairan tabungan siswa ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab kepala sekolah.
"Ini mencoreng program gemar menabung bagi siswa yang dicanangkan Bupati," tutur dia.(*)